"Perizinan yang berbelit-belit baik di pusat atau daerah baik di Jakarta atau di provinsi, kabupaten, dan kota belum ada penyelesaian yang betul-betul drastis," ucapnya.
Dia mengatakan, kedua persoalan ini menjadi hambatan Indonesia untuk menjadi lima negara dengan ekonomi terbesar dunia pada 2045. Pasalnya, perizinan yang bertele-tele menghambat investasi masuk ke Indonesia.
"Jadi yang namanya penyederhanaan perizinan saya udah bolak-balik ngomong. Kita tidak bisa selesaikan defisit transaksi berjalan dan defisit neraca dagang karena perizinan yang berbelit-belit," ucapnya.
Oleh karenanya, selama lima tahun pemerintahannya dia berupaya penuh menjalankan reformasi birokrasi. "Lima tahun ke depan mohon maaf saya tidak ada beban, saya tidak bisa nyalonin lagi, jadi apapun yang terbaik untuk negara akan saya lakukan," tuturnya.