Kemudian saat pencairan insentif peserta tersebut juga meminta bantuan untuk membuat rekening. Pasalnya, syarat agar insentif bisa cair adalah minimal harus memiliki akun bank atau dompet digital.
"Lalu nanti saya bantu lagi untuk proses pencairan insentif, yang namanya proses pencairan insentif itu lebih ribet. Pertama dia harus bikin rekening, mendaftarkan e-wallet atau rekening. Lalu kalau e-wallet-nya belum QYC, dia harus melakukan QYC, itu lebih complicated lagi. Karena harus upload KTP, swafoto, dan lain-lain. Nah inilah layanan yang ditawarkan," ujar Hengki.
Menurutnya, untuk menghadapi persoalan ini, diperlukan literasi digital. Selain itu, calon peserta sendiri harus mau membaca tata cara pendaftaran dengan teliti.
"Karena peserta tidak tahu, atau bahkan malas, tidak mau membaca cara mendaftar Kartu Prakerja. Padahal hanya masuk email, verifikasi, dan lain-lain. Sebelum literasi digital, mungkin adalah keinginan untuk membaca dulu. Bagaimana sih untuk mendaftar Kartu Prakerja," ucapnya.
Sementara itu, Direktur Eksekutif PMO Kartu Prakerja Denni Purbasari menjelaskan, ada dua tipe joki yang menawarkan jasa pendaftaran Kartu Prakerja. Pertama, yang hanya menawarkan untuk pendaftaran, kedua yang memberi jaminan 100 persen lolos.