ISTANBUL, iNews.id – Menguatnya mata uang dolar Amerika Serikat (AS) menjadi bencana bagi mata uang negara-negara berkembang, termasuk Lira Turki.
Dilansir Reuters, Lira Turki menyentuh titik terendah pada perdagangan Senin (21/5/2018) setelah indeks dolar AS kembali naik. Indeks yang melacak pergerakan greenback itu menguat paska Menteri Keuangan AS Steven Mnuchin mengatakan, AS akan membatalkan kebijakan tarif yang awalnya diperkirakan menciptakan perang dagang.
Lira Turki menjadi salah satu mata uang yang mengalami tekanan hebat setelah pasar ingin menguji reaksi dari bank sentral Turki. Lira anjlok 1,6 persen ke 4,5586 per dolar AS, sehingga membuat mata uang ini melemah 17 persen sejak awal tahun.
Selain faktor dolar AS, melemahnya Lira dinilai hasil kombinasi tingginya antara kebutuhan untuk berutang, inflasi yang mencapai dua digit, dan tekanan Presiden Recep Tayyip Erdogan ke bank sentral untuk menjaga suku bunga acuan tetap pada level yang rendah.
“Bank sentral merilis pernyataan minggu lalu ketika Lira menyentuh 4,5 per dolar AS, mereka akan memantau perkembangan secara lebih dekat, tapi ini jelas tidak cukup untuk menahan pelemahan Lira lebih dalam pada situasi yang tidak menguntungkan seperti ini,” kata Inan Demir, Ekonom Senior Nomura International.