Menilik Krisis 1998 yang Merangsang Pertumbuhan Sektor Informal

Diaz Abraham
Unjuk rasa tahun 1998. (Foto: AFP)

Di samping krisis yang memaksa masyarakat membangun usahanya sendiri, kebijakan pemerintah juga berperan dalam proses kebangkitan industri informal. Melalui latar belakang pendidikan ala Barat yang diperoleh oleh B.J Habibie, Indonesia mengubah wajahnya.

Dalam catatan hariannya yang dibukukan berjudul Detik-Detik yang Menentukan, Habibie percaya dengan kekuatan magis dari kebebasan. Presiden ketiga Indonesia ini yakin kebebasan dengan sendirinya membuat masyarakat terus mencari, mempelajari, dan melakukan sebuah pembaruan sehingga berimplikasi dengan meningkatnya kualitas Sumber Daya Manusia (SDM).

"Simbiosis antara pimpinan yang otoriter dengan lingkungan yang sudah berjalan dan membudaya sejak 53 tahun, mengakibatkan distorsi informasi yang menurunkan kualitas kebijakan Presiden sebagai pusat kekuasaan. Sistem otoriter yang selama ini diterapkan, tidak mampu lagi mencegah dan mengatasi krisis demi krisis," katanya.

Negara yang selama 53 tahun dipimpin dengan sistem otoriter dibawanya ke arah yang lebih demokrasi. Media berbunculan bak jamur di musim hujan, arus informasi makin banyak, dan dari sana, pemikiran kreatif untuk mengembangkan usahanya sendiri makin tercipta.

Editor : Rahmat Fiansyah
Artikel Terkait
Nasional
2 hari lalu

BI bakal Kerja Sama dengan Apple, Perluas Penggunaan QRIS Tap

Nasional
3 hari lalu

BI Ungkap Turis Malaysia Paling Banyak Pakai QRIS, Lokasi Transaksi Favorit di Bandung

Megapolitan
3 hari lalu

Pramono Buka Jakarta Economic Forum 2025, Tegaskan Pentingnya Kolaborasi Majukan Jakarta

Makro
4 hari lalu

Uang Beredar di RI Tembus Rp9.771,3 Triliun per September 2025

Berita Terkini
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
Network Updates
News updates from 99+ regions
Personalize Your News
Get your customized local news
Login to enjoy more features and let the fun begin.
Kanal