“Kita sudah punya success story B30 yang mana dengan B30, harga kelapa sawit sudah mencapai harga tertinggi atau kita sebut super cycle. Ini perlu terusdidorong untuk terus mendorong ekspor kita. Dengan demikian kebijakan B30 mendorong kekuatan kita di sektor energi dan tentu walaupun sekarang B30 sudah dikatakan membuat Indonesia menjadi negara bio diesel terbesar di dunia, lebih besar dari Brazil, namun kita dari segi inovasi harus tetap satu langkah ke depan dengan mempersiapkan B100,” kata Menko Airlangga.
Kemudian, terkait dengan digitalisasi atau industry 4.0, di tahun 2018, Presiden Joko Widodo telah meluncurkan “Making Indonesia 4.0” yang diharapkan sudah terakselerasi. Adanya pandemi Covid-19, mau tidak mau Indonesia masuk di era digitalisasi. Menko Airlangga mengatakan bahwa big data dan data center pada era ini merupakan “new petrochemical”.
Dalam kesempatan tersebut, Menko Airlangga mengharapkan sumbangsih dari BRIN maupun BPPT dalam penanganan pandemi Covid-19, terutama dalam pengembangan Vaksin Merah Putih dan adaptasi teknologi lainnya yang diharapkan di tahun 2022 bisa dipanen.
“Karena kita berharap ketergantungan terhadap impor vaksin bisa berkurang dan biaya yang selama ini digunakan untuk impor vaksin ke depannya bisa digunakan penuh untuk mendorong kemampuan teknologi dan bio science Indonesia,” ungkap Menko Airlangga.