Kedua, lanjut Syahrul, fokus pada sisi pengolahan, termasuk industrinya. Dia percaya Indonesia memiliki kemampuan yang cukup besar dalam mengolah komoditas-komoditas pangan lokal tersebut.
“Kenyang itu tidak harus nasi, melalui kegiatan ini saya bisa melihat, bagaimana kita mampu mengolah komoditas pangan lokal menjadi makanan yang sangat menarik, tadi saya lihat ada mie dari talas, sorgum dan sumber pangan lainnya,” ucapnya.
Konsep terakhir yang juga tidak kalah penting, yakni pemasaran. Bersama dengan pihak terkait lainnya, dia mengaku tidak hanya berusaha untuk membuka ruang-ruang pemasaran secara langsung tetapi juga secara digital lewat berbagai marketplace.
Bahkan, dia berharap pandemi Covid-19 ini dapat membuka peluang bagi UMKM untuk berkreasi dalam menciptakan pasar baru.
“Pemasaran adalah konsep terakhir yang juga perlu untuk kita dorong, hari ini kita buktikan bahwa pasar terbuka untuk pangan lokal, termasuk mal-mal seperti ini. Bahkan, ke depan saya akan bersurat ke para kepala daerah untuk memberi ruang pada pengusaha UMKM pangan lokal agar dapat memasarkan produknya di tempat-tempat yang strategis di wilayahnya,” tuturnya.