Pertumbuhan Ekonomi Minus, Ekonom: Subsidi Gaji Sebaiknya Ditambah, Bukan Dihilangkan

Suparjo Ramalan
Pengamat ekonomi, Bhima Yudhistira Adinegara. (Foto: iNews.id/Rully Ramli)

JAKARTA, iNews.id - Program subsidi gaji pada tahun ini dihilangkan karena pemerintah fokus menyalurkan bantuan sosial (bansos) lainnya. Kebijakan itu dinilai kontraproduktif dengan upaya peningkatan daya beli.

Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan pertumbuhan ekonomi 2020 terkontraksi 2,07 persen. Salah satu penyebab utamanya konsumsi rumah tangga sebagai indikator daya beli minus 2,63 persen.

Pengamat ekonomi, Bhima Yudhistira Adinegara menilai, penghapusan subsidi gaji tak tepat.

"Ke depan sebaiknya stimulus berupa subsidi upah bagi pekerja ditambah bukan malah dihilangkan," katanya, Jumat (5/2/2021).

Sepanjang September-Desember 2020, pemerintah menyalurkan subsidi gaji Rp2,4 juta atau Rp600.000 per bulan. Menurut Bhima, para pekerja idealnya mendapatkan subsidi gaji Rp1,2 juta setiap bulan minimal lima bulan atau jika ditotal Rp6 juta per orang.

"Bantuan upah selama ini dianggap terlalu kecil karena masih banyaknya pekerja yang dirumahkan tanpa digaji," kata Bhima.

Editor : Rahmat Fiansyah
Artikel Terkait
Nasional
2 bulan lalu

Ekonom Celios Sebut Dana Rp200 Triliun yang Digelontorkan Purbaya Bisa Jadi BLBI Jilid 2

Nasional
3 bulan lalu

Purbaya Yudhi Gantikan Sri Mulyani, Celios Ungkap 5 Tugas Mendesak Menkeu

Buletin
5 bulan lalu

Fenomena Rojali Rohana Menjamur di Mal-Mal Kota Besar, Pengunjung Cuma Jalan-Jalan, Bukan Belanja

Makro
12 bulan lalu

Bukan Barang Mewah, Sabun Mandi hingga Deterjen juga Kena PPN 12 Persen

Berita Terkini
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
Network Updates
News updates from 99+ regions
Personalize Your News
Get your customized local news
Login to enjoy more features and let the fun begin.
Kanal