Jadi sebenarnya, kita tuh nggak perlu minder dengan kita, nggak perlu minder dengan bahasa kita, kulit kita.
Tapi kalau mau berkarya, syaratnya ada tiga hal. Pertama adalah lo harus tahu passion lo apa karena pasti akan ada dropnya, jadi yang bikin bertahan adalah kecintaan lo terhadap apa yang lo lakuim.
Kedua adalah lo harus cerdas dan cerdik karena kita tahu teori nggak sesuai sama praktik. Betul?
Suka bingung nggak kenapa ada orang keluar negeri buat kuliah tapi pas balik ke Indonesia nggak jadi apa-apa.
Indonesia tuh negara yang sistemnya belum jelas, infrastruktur belum jelas, kultur juga belum bener, sehingga ketika lo lagi di titik ini dan lo mau ke sana, lurus doang nggak cukup. Lo mesti tahu jalan tikusnya, lo mesti tahu portal ditutup jam berapa, loe mesti tahu di mana ada polisi suka ngumpet.
Terus nyebrang jalan, teorinya kan di jembatan penyebrangan atau zebra cross. Coba kalau lo terapin cari zebra cross, nggak nyebrang-nyebrang lo di Indonesia. Akhirnya lo harus punya skill, kecerdikan dalam nyebrang jalan. Lo harus tahu hand sign.
Yang paling umum hand sign itu telapak ngarah ke luar, bukan ke dalem. Bahaya soalnya. Malah mati.
Ada lagi hand sign lain, yaitu jempol. Jadi kesannya mengapresiasi pengendara mobil atau motor, "Mantap, mantap. Thank you."