19.000 Lebih Anak Indonesia Meninggal akibat Pneumonia, Ahli Sarankan Vaksinasi

Muhammad Sukardi
Ilustrasi kasus pneumonia anak. (Foto: Pexels)

JAKARTA, iNews.id - Sebanyak 19.000 lebih anak balita Indonesia meninggal dunia akibat pneumonia. Data tersebut dikeluarkan oleh Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI).

Menurut Prof Hartono Gunardi, Sp.A(K), Ketua Satgas Imunisasi IDAI, angka kematian anak akibat pneumonia tidak pernah lepas dari tiga perangkat teratas penyebab kematian anak, sehingga menunjukkan betapa bahayanya penyakit ini.

Lebih lanjut, di Indonesia penyakit pneumonia masuk dalam 10 penyebab utama kematian, terutama pada kelompok rentan seperti bayi dan anak-anak di bawah lima tahun. Meski begitu, pneumonia bisa menyerang orang dewasa juga.

Data Profil Kesehatan 2022 menyebutkan bahwa pneumonia merupakan penyebab kematian terbesar pada post-neonatal (29 hari-11 bulan) yaitu sebesar 15,3% dan pada balita kelompok usia 12-59 bulan sebesar 12,5%.

Data Riskesdas Indonesia (2018) menunjukkan prevalensi pneumonia meningkat seiring bertambahnya usia, dengan 2,5% pada kelompok usia 55-64 tahun, 3% pada kelompok usia 65-74 tahun, dan 2,9% pada usia 74 tahun ke atas.

Dengan data-data tersebut, Prof Hartono Gunadi mengungkapkan pentingnya upaya pencegahan pneumonia, khususnya pada usia anak. Apa langkah pencegahan yang disarankan?

"Gejala pneumonia pada anak dapat dideteksi dan dicegah dengan menjaga perilaku hidup bersih dan sehat, serta mengonsumsi makanan bernutrisi, sehat, dan seimbang," kata Prof Hartono, dalam seminar Pfizer Indonesia dan Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia (IAKMI) di kawasan Kuningan, Jakarta Selatan, Senin (18/11/2024).

Selain itu, kata Prof Hartono, upaya pencegahan lainnya yang bisa dilakukan adalah melakukan vaksinasi pada anak. Vaksinasi dinilai tak kalah penting untuk mencegah pneumonia pada anak.

"Dengan imunisasi yang lengkap, anak akan terhindar dari penyakit pneumonia, maupun penyakit yang berhubungan dengan pneumonia, seperti radang selaput otak dan radang telinga atau otitis yang disebabkan oleh bakteri pneumokokus, sehingga dapat menekan angka prevalensi pneumonia pada anak-anak," ujar Prof Hartono.

Editor : Muhammad Sukardi
Artikel Terkait
Nasional
12 hari lalu

IDAI: 4 Anak Meninggal Dunia akibat Banjir Sumatera Barat

Health
29 hari lalu

Vaksin TBC AdTB105K Mulai Uji Klinik Fase 1, BPOM Ungkap Faktanya!

Nasional
30 hari lalu

BPOM: Gudang Obat Mengandung Bahan Kimia Berbahaya di Jakbar Sudah Beroperasi 4 Tahun

Nasional
30 hari lalu

BPOM Sita Ribuan Obat Terlarang, Mengandung Bahan Kimia Berbahaya

Berita Terkini
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
Network Updates
News updates from 99+ regions
Personalize Your News
Get your customized local news
Login to enjoy more features and let the fun begin.
Kanal