Kejadian cacing kremi di Miss V ini juga sempat viral pada September 2014. Saat itu ada seorang gadis berusia 3 tahun mengalami gatal yang parah di daerah intimnya saat tidur di malam hari. Ketika ibunya memeriksanya, ditemukan cacing hidup yang bergerak di bagian depan vaginanya. Setelah dokter melakukan pemeriksaan, akhirnya cacing tersebut diidentifikasi sebagai E. vermicularis atau cacing kremi betina dewasa.
Melansir dari The Pediatrics Infectious Disease Journal, para ahli yang meneliti kasus menduga bahwa ada kemungkinan cacing kremi bermigrasi dari anus ke dalam vagina. Tidak hanya menimbulkan rasa gatal yang parah, infeksi cacing kremi pada vagina juga bisa ditandai dengan gejala berupa keputihan.
Para peneliti sempat mengatakan tidak sengaja menelan atau menghirup telur cacing kremi merupakan penyebab infeksi cacing kremi. Telur berukuran mikroskopis ini bisa tertelan ketika kamu mengonsumsi makanan atau minuman, atau menghisap jari yang terkontaminasi. Infeksi cacing kremi juga bisa menular dari satu orang ke orang lain.
Telur cacing kremi juga bisa menyebar melalui kontak dengan seprai, handuk, atau pakaian dalam yang terkontaminasi dari orang yang terinfeksi. Karena telur sangat kecil, mereka bisa terbang di udara dan terhirup.
Itulah penyebab cacing kremi di Miss V.