JAKARTA, iNews.id – Usai sudah kampanye “Ayo Indonesia Bergerak” yang digaungkan Anlene. Kampanye yang dimulai dari Yogyakarta hingga Jakarta itu, berhasil mengajak masyarakat Indonesia aktif dan mampu bergerak lebih untuk melawan gaya hidup sedentari.
Gaya hidup sedentari memang menjadi isu penting di Indonesia dan dunia. Pasalnya, terbukti jumlah penderita penyakit tidak menular meningkat.
Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2013 dari Kementerian Kesehatan menunjukkan bahwa 24,1 persen penduduk Indonesia menjalani perilaku sedentari lebih dari enam jam per hari. Dengan seperempat masyarakat Indonesia menjalani gaya hidup sedentari, risiko terjadinya penyakit tidak menular pun meningkat.
Saat ini penyebab kematian tertinggi di Indonesia dan dunia, termasuk di antaranya penyakit stroke, penyakit jantung, dan diabetes mellitus.
“Seiring dengan gaya hidup modern yang dijalankan oleh masyarakat Indonesia, tidak bisa dipungkiri bahwa gaya hidup sedentari pun merupakan suatu hal yang banyak dilakukan, sehingga menjadi penghalang bagi kita dalam melakukan yang terbaik dan memiliki kehidupan lebih baik. Dengan fakta satu dari empat penduduk Indonesia menjalani gaya hidup sedentari, sekarang adalah saat tepat untuk mengajak semua masyarakat Indonesia melawan fenomena ini. Kampanye ‘Ayo Indonesia Bergerak’ merupakan inisiatif Anlene untuk melawan sedentari dan mendukung program pemerintah, Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (GERMAS),” tutur Technical Marketing Advisor Fonterra Brands Indonesia Rohini Behl saat membuka kampanye “Ayo Indonesia Bergerak” di Lapangan Parkir Mandala Krida, Yogyakarta, Minggu 8 April 2018.
Dengan bergerak aktif, serta menjaga kesehatan tulang, sendi, dan otot tetap kuat, kata Rohini, kita telah melakukan langkah penting untuk melawan gaya hidup sedentari yang meningkatkan faktor risiko penyakit tidak menular, seperti penyakit jantung, stroke dan diabetes.
“Yogyakarta terpilih sebagai kota dimulainya kampanye ini. Berdasarkan Riskesdas 2013, prevalensi tiga penyakit tidak menular utama, yaitu diabetes, gagal jantung, dan stroke di Yogyakarta menempati peringkat satu dan dua. Momen ini sangat tepat untuk memulai gaya hidup aktif dan melawan sedentari,” katanya.