JAKARTA, iNews.id - Vaksin AstraZeneca memicu thrombosis with thrombocytopenia syndrome (TTS) menjadi perbincangan hangat. Ketua Komisi Nasional Pengkajian dan Penanggulangan Kejadian Ikutan Pasca-Imunisasi (Komnas PP KIPI) Prof. Hinky Hindra Irawan Satari pun ikut bersuara.
Menurut Prof. Hinky, tidak ada kejadian sindrom trombosis dengan trombositopenia atau thrombosis with thrombocytopenia syndrome (TTS) setelah pemakaian vaksin Covid-19 AstraZeneca di Indonesia. Ini didasarkan surveilans aktif dan pasif yang sampai saat ini masih dilakukan Komnas KIPI.
"Keamanan dan manfaat vaksin itu sudah melalui berbagai tahapan uji klinis, mulai uji klinis tahap 1, 2, 3 dan 4 termasuk vaksin Covid-19 yang melibatkan jutaan orang, sampai dikeluarkannya izin edar. Dan pemantauan terhadap keamanan vaksin masih terus dilakukan setelah vaksin beredar," kata Prof Hinky dalam keterangan resminya, Kamis (2/5/2024).
Sesuai rekomendasi Badan Kesehatan Dunia (WHO), Komnas KIPI bersama Kementerian Kesehatan (Kemenkes) dan BPOM melakukan surveilans aktif terhadap berbagai macam gejala atau penyakit yang dicurigai ada keterkaitan dengan vaksin Covid-19 termasuk TTS. Survei dilakukan di 14 rumah sakit di 7 provinsi yang memenuhi kriteria selama lebih dari satu tahun.
"Selama setahun, bahkan lebih, kami amati dari Maret 2021 sampai Juli 2022. Kami lanjutkan lebih dari setahun karena tidak ada gejalanya, jadi kami lanjutkan beberapa bulan untuk memenuhi kebutuhan jumlah sampel yang dibutuhkan demi menyatakan ada atau tidak ada keterkaitan. Sampai kami perpanjang juga tidak ada TTS pada AstraZeneca. Jadi, kami melaporkan pada waktu itu tidak ada kasus TTS terkait vaksin COVID-19," tutur Prof Hinky.