Terapi Gangguan Prostat
Dokter Adistra mengatakan, jika sudah mendapatkan gangguan prostat, pengobatan minimal invasif pembesaran prostat harus dilakukan. Saat ini RS Abdi Waluyo melakukan pengobatan dengan Water Vapor Thermal Therapy dan operasi Laser Prostat.
Menurutnya, Water Vapor Thermal Therapy dan Prostate Laser Surgery merupakan benchmark tertinggi yang ada dunia saat ini untuk pengobatan pembesaran prostat.
Water Vapor Thermal Therapy menggunakan frekuensi radio untuk menciptakan energi dalam bentuk uap air. Dengan bantuan instrumen khusus yang
ada pada terapi tersebut dan kamera kecil yang dimasukkan ke dalam uretha, uap panas dengan suhu 103 derajat Celcius akan disuntikkan langsung ke dalam prostat pasien secara presisi.
“Secara singkat, cara kerja Water Vapor Thermal Therapy adalah uap air yang disuntikkan ke dalam prostat akan menimbulkan kematian jaringan prostat secara luas, jaringan mati perlahan akan
diserap, sehingga prostat akan mengecil," katanya .
Tindakan ini sangat cepat dengan risiko medis dan gangguan seksual yang sangat minimal. Terapi ini dapat memutus rantai pengobatan pembesaran prostat, yang biasanya harus diminum seumur hidup dan menimbulkan berbagai konsekuensi seksual. "Tujuan akhir yang diharapkan adalah pasien bisa terbebas dari obat, kualitas hidup pasien pun lebih meningkat, dan angka kekambuhan yang relatif minimal,” kata dr Adistra.
Namun, perlu diingat, pilihan terapi ini tentu harus melalui asesmen yang tepat dari dokter ahli. Jika sudah dalam tahap yang parah, di mana prostat sudah terlalu besar, tentu saja perlu dilakukan jenis terapi lainnya, yaitu dengan operasi Laser Prostat. Terapi pembesaran prostat juga dapat dilakukan melalui operasi minimal invasif dengan teknologi laser. Thulium merupakan salah satu jenis laser terkini di dunia dan RS kami memiliki 2 jenis laser Thulium.
“Jadi secara ringkas, operasi laser Thulium prostat adalah tindakan minimal invasive (bukan operasi terbuka), menggunakan anestesi spinalnatau umum di ruang operasi. Jenis dan setting laser disesuaikan dengan jenis kasusnya," kata dr Adistra.
Sementara itu, dr Roswin Rosnim Djaafar, CEO RS Abdi Waluyo mengatakan, prostat memang tidak langsung mengancam jiwa, penyakit ini dapat menyebabkan menurunkan kualitas hidup pasien. "Hal ini yang mendorong kami untuk menghadirkan One-stop-care untuk pasien pembesaran prostat jinak. Harapan kami, ini menjadi awal yang penting dalam membantu meningkatkan kesembuhan bagi pasien dengan pembesaran prostat jinak," kata dr Roswin.