Gejala dan Perbedaan Mioma
Menurut dr Aripin, mioma muncul pada rentang usia reproduktif, antara 16 hingga 50 tahun, masa ketika hormon reproduksi berperan aktif dalam tubuh. Semua wanita rentan mengalami mioma, tetapi risiko lebih tinggi dialami wanita dengan berat badan berlebihan atau obesitas.
"Peningkatan berat badan turut memicu peningkatan hormon estrogen. Lalu, risiko juga sama tingginya bagi wanita yang memiliki keluarga mengidap mioma rahim alias faktor keturunan. Remaja yang memulai menstruasi pertamanya terlalu dini dan pola hidup yang kurang sehat juga bisa memicu munculnya mioma," kata dia.
Dokter Aripin menekankan, tidak semua kelainan menstruasi dikarenakan mioma rahim, bisa juga dikarenakan faktor indung telur (kista ovarium), sehingga penting untuk setahun sekali medical check up atau evaluasi ultrasonografi (USG) untuk deteksi dini kelainan di organ kewanitaan.
"Gejala yang sering terjadi jika perempuan memiliki mioma dalam rahim, yakni perdarahan menstruasi lebih banyak dengan durasi yang lebih lama dibandingkan dengan haid yang normal," kata dr. Aripin.
Gejala lain yang dapat timbul adalah perut membesar atau ada benjolan. Bisa disertai buang air kecil menjadi lebih sulit. Hal ini akibat dari tekanan benjolan di rahim bagian kandung kemih. Selain itu, juga akan kesulitan saat buang air besar.
Menurutnya, ketika pengidap miom melakukan hubungan intim, akan timbul rasa nyeri pada bagian rahim. "Begitu pula saat tidak berhubungan intim, rasa nyeri bisa tetap terasa, terlebih kala masa haid datang. Jika tidak segera ditangani, bisa terjadi gangguan kesuburan," ujarnya.
Lantas, apa saja faktor penyebab timbulnya mioma? Berikut sejumlah faktor penyebab timbulnya mioma sehingga menimbulkan gangguan menstruasi: