Jangan Sepelekan Obesitas, Dampaknya Diabetes hingga Penyakit Kardiovaskular

Vien Dimyati
Jangan sepelekan obesitas (Foto: NDTV)

Ketua Bidang Organisasi Himpunan Studi Obesitas Indonesia (HISOBI) dr. Dicky L. Tahapary  menyampaikan dia telah merilis publikasi yang menyarankan untuk merevisi nilai batas IMT ≥25 kg/m2, ambang batas ini mungkin lebih tepat untuk mendefinisikan obesitas pada populasi orang dewasa di Indonesia. 

"Kami juga menyarankan untuk menambahkan Edmonton Obesity Staging System (EOSS) ke dalam klasifikasi antropometri uttuk evaluasi klinis obesitas yang lebih baik," dr Dicky.

Perlu diketahui, Edmonton Obesity Staging System adalah sistem analisa yang mencakup faktor metabolik, fisik, psikologis dan evaluasi klinis untuk memberikan opsi intervensi obesitas yang terbaik. Sistem ini mengklasifikasikan obesitas ke dalam 5 kategori (0 - 4 tingkatan), tingkat 0 menunjukkan tidak ada faktor risiko terkait obesitas atau gangguan kesehatan apa pun, dan tingkat 4 menunjukkan kecacatan parah akibat penyakit kronis terkait obesitas.

Selain itu, batas lingkar pinggang yang lebih rendah dari standar WHO harus diterapkan di Indonesia. Di banyak populasi Asia, prevalensi risiko metabolik yang tinggi terjadi pada WC yang lebih rendah dibandingkan dengan orang Eropa. “Penting bagi kita untuk mengedukasi masyarakat bagaimana memahami dan melakukan pengukuran lingkar pinggang sendiri,” kata dr. Dicky.

Dokter Dicky menyimpulkan temuan tersebut mendorong revisi batas optimal untuk pencegahan dini dan pengendalian obesitas.

Sebagai upaya mengatasi dan mengendalikan penyakit kronis ini, Vice President dan General Manager Novo Nordisk Indonesia Sreerekha Sreenivasan mengatakan Novo Nordisk Indonesia fokus pada tiga area untuk mendorong perubahan terkait obesitas. 

”Obesitas lebih dari sekadar kelebihan berat badan ini adalah masalah kesehatan jangka panjang. Oleh karena itu, kami akan fokus pada tiga area yaitu pencegahan, di mana kami bekerja untuk membangun lingkungan yang lebih sehat, pengakuan, di mana kami bekerja untuk menumbuhkan empati bagi orang-orang dengan obesitas dan menjadikan obesitas sebagai prioritas perawatan kesehatan, dan perawatan. Area kami bekerja untuk memastikan orang dengan obesitas memiliki akses ke perawatan berbasis sains dan komprehensif," katanya.

“Secara global, kami bekerja baik secara mandiri maupun dengan mitra untuk memajukan manajemen medis melalui pendidikan, advokasi, dukungan pasien, dan peningkatan akses ke perawatan untuk mendorong perubahan kasus obesitas," katanya.

Dia menambahkan, di Indonesia, dia juga menjajaki kemungkinan menjalankan beberapa program, bekerja sama dengan Kementerian Kesehatan, tenaga kesehatan profesional, dan organisasi kesehatan sebagai aksi nyata untuk meningkatkan perawatan obesitas.

Sebagai bagian dari upaya tersebut, Novo Nordisk Indonesia akan meluncurkan website yang memberikan informasi tentang obesitas. Selain itu, untuk membantu masyarakat Indonesia memahami obesitas lebih baik, juga akan menghadirkan YouTube Live di channel Alodokter, Jumat 10 Maret pukul 13.30 WIB.

Editor : Vien Dimyati
Artikel Terkait
Internasional
7 hari lalu

Trump Perketat Aturan Visa, Pengidap Diabetes hingga Obesitas bakal Ditolak Masuk AS

Nasional
3 bulan lalu

Duh, Obat Diabetes Ozempic Terancam Langka gegara Dipakai untuk Diet

Kuliner
3 bulan lalu

5 Makanan Cegah Perut Buncit, Ampuh Lawan Obesitas

Health
4 bulan lalu

Waspada, Pola Makan yang Salah Bisa Meningkatkan Risiko Penyakit Diabetes Tipe 2

Berita Terkini
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
Network Updates
News updates from 99+ regions
Personalize Your News
Get your customized local news
Login to enjoy more features and let the fun begin.
Kanal