Memiliki status sosial ekonomi yang lebih rendah juga telah dikaitkan dengan kesehatan jantung yang lebih buruk, karena orang-orang dengan pendapatan rendah atau tidak stabil cenderung lebih banyak merokok, jarang berolahraga dan lebih jarang mengunjungi dokter, yang semuanya dapat menambah risiko masalah jantung.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa orang-orang dari segala usia harus lebih memperhatikan faktor-faktor non-medis, seperti pendapatan, saat membahas soal kesehatan mereka, kata Elfassy.
"Jelas, bahkan di antara populasi yang lebih muda, pendapatan sangat penting," katanya.
"Perubahan pendapatan bisa menjadi peristiwa besar dalam kehidupan. Sering kali kita berpikir bahwa populasi yang lebih tua rentan terhadap perubahan ini, tetapi populasi yang lebih muda tentu juga rentan terhadap tekanan keuangan semacam ini." Para dokter juga sebaiknya bertanya kepada pasien mereka tentang peristiwa besar kehidupan yang bisa menjadi sumber stres, termasuk perubahan status ekonomi.
"Masuk akal bagi dokter untuk menanyakan apakah ada trauma baru-baru ini yang terjadi pada pasien mereka. Sehingga pasien dapat dirujuk untuk mencari konseling kesehatan mental atau memberi mereka kata-kata positif sebagai penegasan," kata Elfassy. Masalah penghasilan sering tidak berada dalam kendali orang, fokus pada mengatasi stres bisa menjadi salah satu cara untuk meningkatkan kesehatan jantung.
Menemukan mekanisme mengatasi masalah, termasuk berolahraga atau berjalan-jalan rutin setiap hari dapat membantu, seperti halnya menemukan jaringan dukungan sosial untuk mengurangi tekanan dari pendapatan yang fluktuasi.