Depresi adalah suatu kondisi medis yang dapat dikategorikan menjadi tiga jenis gejala, yaitu terkait suasana hati (suasana hati yang buruk, minat yang rendah, kecemasan, motivasi yang rendah, dan lainnya), gejala kognitif (gangguan konsentrasi, kesulitan dalam membuat rencana, pelupa, lambat dalam menanggapi dan bereaksi, dan lainnya) serta gejala fisik (nyeri, gangguan tidur, gangguan nafsu makan).
Meskipun manifestasi utama dari gangguan ini berupa suasana hati yang buruk dan perasaan sedih, penting untuk mengingat bahwa gejala-gejala kognitif dan fisik dapat berkontribusi terhadap gangguan fungsi pada pasien dan memengaruhi kualitas hidup mereka.
Ketua Perhimpunan Dokter Spesialis Kedokteran Jiwa Indonesia (PDSKJI), Dr. Eka Viora, SpKJ menjelaskan, banyaknya stigma yang beredar terhadap depresi menghalangi para penderitanya mendapatkan dukungan yang tepat. Stigma tersebut menghambat orang dengan depresi untuk mencari dukungan yang mereka butuhkan untuk bisa menjalani kehidupan kembali secara normal.
"Depresi lebih sering dilihat sebagai aib daripada penyakit karena berkenaan dengan kesehatan mental, bukan fisik. Maka itu perlu meningkatkan kesadaran. Depresi adalah penyakit yang bisa pulih sepenuhnya. Penderitanya juga jangan raguragu mencari dukungan dan pengobatan," kata Dr Eka.
Berbeda dengan di Denmark. Kesehatan mental ditangani sebagaimana penyakit lainnya. Rasmus Abildgaard Kristensen selaku Duta Besar Denmark untuk Indonesia, Timor Leste, Papua Nugini dan ASEAN mengatakan, di Denmark tidak ada stigma. Tidak ada aib akibat diagnosa gangguan kesehatan mental atau perawatannya.