Duta Besar Denmark untuk Indonesia, H.E. Lars Bo Larsen mengatakan, penandatanganan kerja sama ini membuktikan tingginya tingkat kepercayaan antara kedua negara.
"Kesepakatan tersebut menunjukkan upaya Denmark dan Indonesia untuk memperluas kerja sama bilateral di bidang kesehatan, sebagai salah satu bidang terpenting. Kesepakatan ini merupakan kesempatan untuk meningkatkan kerja sama Denmark-Indonesia lebih lanjut," kata H.E. Lars Bo Larsen melalui keterangannya belum lama ini.
H.E. Lars Bo Larsen menambahkan, Novo Nordisk ditunjuk sebagai mitra strategis karena memiliki jaringan perusahaan yang luas, pengalaman bertahun-tahun dalam memerangi diabetes, serta komitmen untuk menyediakan akses penanganan diabetes yang terjangkau bagi pasien yang rentan di banyak negara.
Senior Vice President Novo Nordisk untuk Region APAC, Sebnem Avsar Tuna mengatakan, dia ingin mendorong perubahan untuk mengalahkan diabetes dan penyakit kronis serius lain.
"Kami percaya, dibutuhkan lebih dari sekadar obat-obatan untuk mengalahkan penyakit kronis yang serius. Itulah sebabnya kami bekerja sama dengan pasien, pembuat kebijakan, tenaga medis profesional, dan organisasi non-pemerintah untuk membangun kesadaran, pencegahan dini, dan memperluas akses penanganan kesehatan," kata Sebnem Avsar Tuna.
Vice President & General Manager Novo Nordisk Indonesia, Anand Shetty menyampaikan, menurut data IDF Diabetes Atlas, Indonesia memiliki tingkat masalah kesehatan yang tinggi dan merupakan salah satu dari sepuluh negara di dunia dengan jumlah orang diabetes terbanyak per tahun 2019.
Indonesia juga merupakan salah satu negara dengan jumlah orang dengan diabetes absolut tertinggi di dunia. IDF Diabetes Atlas menyebutkan, terdapat 10,7 juta orang dengan diabetes di Indonesia dan angka ini diperkirakan akan terus meningkat menjadi 16,6 juta pada tahun 2045.
"Di sisi lain, pada 2020, data BPJS menunjukkan, hanya dua juta orang dengan diabetes yang terdiagnosis dan mendapatkan perawatan dalam Jaminan Kesehatan Nasional (JKN)," Anand Shetty.