JAKARTA, iNews.id - Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) Sumatera Utara mengeluarkan data bahwa penyakit ISPA menjadi masalah kesehatan paling banyak diidap anak-anak dalam situasi banjir saat ini.
Sebanyak 55 anak mengidap ISPA, 35 anak sakit tinea, 12 anak diare, dan 23 anak mengalami masalah bacterial dermatitis. Data ini dihimpun hingga akhir 28 November 2025.
Menjadi pertanyaan sekarang, kenapa ISPA malah menjadi ancaman utama di situasi banjir? Bukankah masalah pencernaan dan kulit banyak terjadi bencana banjir?
Menurut Ahli Kesehatan Lingkungan dr Dicky Budiman, ISPA memang menjadi masalah kesehatan paling banyak dialami anak-anak dalam situasi banjir. Penyebabnya, kepadatan hunian dan ventilasi yang buruk.
"Umumnya korban banjir itu mengungsi di posko pengungsian dan di tempat seperti ini banyak orang hidup berdekatan dalam ruang tertutup dan ventilasi buruk," ujar dr Dicky saat dihubungi iNews.id, Senin (1/12/2025).
"Kemudian, perlu diingat bahwa droplet dan aerosol dari virus, baik itu influenza, RSV, Rhinovirus, juga bakteri itu sangat mudah menyebar, dan anak-anak seringnya bermain dan berkumpul dalam ruang yang sama," tambahnya.
Kondisi tersebut yang membuat risiko ISPA meningkat pada kelompok anak. "Ini faktor paling kuat meningkatkan insiden ISPA," tegas dr Dicky.