Psikolog Anak Sebut Belajar Tak Boleh Terlalu Serius dan Kaku, tapi Harus Menyenangkan

Dyah Ayu Pamela
Ilustrasi tantangan belajar di masa pandemi. (Foto: dok Zenius)

Menurutnya absennya elemen sosial membuat proses belajar menjadi kurang menyenangkan. Anak sulit untuk bertanya langsung jika ada hal yang kurang dipahami, karena itu tidak semua orangtua bisa mendampingi. 

“Sekolah seringkali jadi identik dengan tugas sehingga anak lebih jenuh dan tidak termotivasi” katanya lagi.
 
Sabda PS, Founder dan Chief Education Officer Zenius, sebuah platform edukasi teknologi mengungkapkan, karena itu pihaknya membawa platform digital untuk belajar dan membantu si kecil menjelajahi pembelajaran virtual melalui ZeniusLand. 
Sebagai wadah baru bagi orang tua dan guru platform ini, anak-anak usia 7 hingga 12 tahun akan bisa belajar bahasa, matematika, dan bidang lainnya berdasarkan Asesmen Kompetensi Minimum (AKM) secara interaktif dan menyenangkan.

“Tim kami menekankan pada pengalaman yang fun dalam merancang materi yang diberikan,” ujarnya.

Sabda mengatakan, belajar untuk mencapai target orang tua atau sekolah memang tidak salah, namun motivasi eksternal seperti itu akan lekas menguap begitu target tersebut tercapai. Sehingga, dibutuhkan pengalaman yang memicu emosi positif agar materi mudah dipahami selama mungkin. Hal ini sejalan dengan yang disampaikan oleh Psikolog Katarina tentang bagaimana menjaga semangat dan motivasi belajar si kecil. 

Orang tua dan guru perlu menciptakan suasana menyenangkan dan membangun emosi positif anak dalam hal belajar. Ini bisa dilakukan dengan memvariasikan kegiatan dalam proses belajar setiap harinya seperti menyelingi penjelasan materi dengan kegiatan. 

“Selain itu, berilah anak kesempatan untuk memilih pelajarannya agar mereka semakin semangat. Upayakan agar anak bisa praktek langsung dengan memberikan project yang memicu kreativitasnya. Terakhir, penggunaan media interaktif seperti video atau permainan bisa membuat anak lebih senang dan mau terlibat dalam proses pembelajaran,” katanya lagi.  
 
Adapun agar proses belajar dan mengajar tetap menyenangkan, orang tua dan guru bisa memanfaatkan berbagai platform teknologi yang ada. Menurut penelitian dari Neurosensum Indonesia Februari lalu, 87% anak-anak Indonesia sudah akrab dengan dunia media sosial sebelum menginjak usia 13 tahun dan platform media sosial yang paling banyak digunakan adalah YouTube (78%).

Editor : Dyah Ayu Pamela
Artikel Terkait
Yogya
4 tahun lalu

Hindari Stres Berlebihan, Korban Erupsi Semeru Butuh Pendampingan Psikologis

Yogya
4 tahun lalu

Periksa Siskaeee Tersangka Pamer Payudara di Bandara YIA, Polda DIY Libatkan Psikolog

Seleb
2 tahun lalu

Kisah Kak Seto Merantau Pertama Kali ke Jakarta Jadi Gelandangan dan Tidur di Tempat Sampah

Internet
2 tahun lalu

Kisah Sukses Satu Keluarga Bu GM sebagai Konten Kreator, Termasuk sang Putri Althaea Calysta yang Berusia 4 Tahun

Berita Terkini
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
Network Updates
News updates from 99+ regions
Personalize Your News
Get your customized local news
Login to enjoy more features and let the fun begin.
Kanal