Menurutnya absennya elemen sosial membuat proses belajar menjadi kurang menyenangkan. Anak sulit untuk bertanya langsung jika ada hal yang kurang dipahami, karena itu tidak semua orangtua bisa mendampingi.
“Sekolah seringkali jadi identik dengan tugas sehingga anak lebih jenuh dan tidak termotivasi” katanya lagi.
Sabda PS, Founder dan Chief Education Officer Zenius, sebuah platform edukasi teknologi mengungkapkan, karena itu pihaknya membawa platform digital untuk belajar dan membantu si kecil menjelajahi pembelajaran virtual melalui ZeniusLand.
Sebagai wadah baru bagi orang tua dan guru platform ini, anak-anak usia 7 hingga 12 tahun akan bisa belajar bahasa, matematika, dan bidang lainnya berdasarkan Asesmen Kompetensi Minimum (AKM) secara interaktif dan menyenangkan.
“Tim kami menekankan pada pengalaman yang fun dalam merancang materi yang diberikan,” ujarnya.
Sabda mengatakan, belajar untuk mencapai target orang tua atau sekolah memang tidak salah, namun motivasi eksternal seperti itu akan lekas menguap begitu target tersebut tercapai. Sehingga, dibutuhkan pengalaman yang memicu emosi positif agar materi mudah dipahami selama mungkin. Hal ini sejalan dengan yang disampaikan oleh Psikolog Katarina tentang bagaimana menjaga semangat dan motivasi belajar si kecil.
Orang tua dan guru perlu menciptakan suasana menyenangkan dan membangun emosi positif anak dalam hal belajar. Ini bisa dilakukan dengan memvariasikan kegiatan dalam proses belajar setiap harinya seperti menyelingi penjelasan materi dengan kegiatan.
“Selain itu, berilah anak kesempatan untuk memilih pelajarannya agar mereka semakin semangat. Upayakan agar anak bisa praktek langsung dengan memberikan project yang memicu kreativitasnya. Terakhir, penggunaan media interaktif seperti video atau permainan bisa membuat anak lebih senang dan mau terlibat dalam proses pembelajaran,” katanya lagi.
Adapun agar proses belajar dan mengajar tetap menyenangkan, orang tua dan guru bisa memanfaatkan berbagai platform teknologi yang ada. Menurut penelitian dari Neurosensum Indonesia Februari lalu, 87% anak-anak Indonesia sudah akrab dengan dunia media sosial sebelum menginjak usia 13 tahun dan platform media sosial yang paling banyak digunakan adalah YouTube (78%).