JAKARTA, iNews.id - Intermitten Fasting mungkin membantu sejumlah orang untuk menurunkan berat badan. Namun, studi baru justru menunjukkan, metode ini meningkatkan risiko kematian.
Studi baru yang dipresentasikan di American Heart Association's (AHA) mengklaim, praktik intermitten fasting bisa menjadi kontraproduktif dan meningkatkan kematian akibat serangan jantung serta stroke dalam jangka panjang.
Dalam studi yang belum ditinjau rekan sejawat, peneliti dari Shanghai Jiao Tong University School of Medicine di Shanghai, China menganalisis 20.000 orang dewasa di Amerika Serikat (AS).
Peneliti menemukan, orang yang mengikuti pola memperbolehkan makan dalam waktu kurang dari 8 jam per hari memiliki risiko kematian 91 persen lebih tinggi akibat penyakit kardiovaskular dibanding yang makan selama 12 hingga 16 jam.
Seperti diketahui, makanan dengan batasan waktu seperti intermittent fasting melibatkan pembatasan jam makan hingga jam tertentu setiap hari. Ini bisa berkisar antara 4 hingga 12 jam dalam 24 jam.