Dalam penelitian tersebut juga dijelaskan bahwa minuman manis (sugar-sweetened beverages) memiliki pengaruh yang lebih besar dibandingkan gula alami yang dikonsumsi dalam jumlah wajar.
"Selain kandungan gula, minuman manis dan cokelat seringkali mengandung zat lain seperti kafein, pewarna makanan, dan bahan tambahan, yang diduga turut berkontribusi terhadap meningkatnya gejala hiperaktivitas dan impulsivitas pada sebagian individu yang sensitif," tambah Veny.
Penelitian lain dari Johnson et al mengemukakan bahwa asupan gula yang tinggi dalam jangka panjang berpotensi memengaruhi sistem otak yang mengatur perhatian dan perilaku impulsif.
"Pada individu dengan ADHD, sistem ini memang sudah bekerja kurang optimal, sehingga konsumsi gula berlebihan dikhawatirkan dapat memperburuk gejala yang sudah ada," ungkapnya.
Meski demikian, para ahli menegaskan bahwa membatasi konsumsi gula bukanlah terapi utama untuk mengatasi ADHD. Tapi, sebagai bagian dari upaya menjaga gaya hidup sehat yang dapat membantu mengelola gejala.