Menurut laporan Nurse Registry, stres kronis dapat meningkatkan risiko stroke secara signifikan melalui beberapa jalur fisiologis, termasuk tekanan darah tinggi, peradangan pembuluh darah, dan mekanisme pembekuan darah yang berbahaya.
Jika Anda saat ini sedang kewalahan dengan segala beban di pikiran, hingga menyebabkan kurang tidur, nafsu makan menurun, semangat hidup berkurang, maka disarankan untuk berkonsultasi dengan psikolog atau psikiater. Atau setidaknya menumpahkan beban itu, jangan dipendam sendirian.
Sebab, penelitian membuktikan bahwa individu yang mengalami stres psikologis berkepanjangan, menghadapi risiko stroke 22% lebih tinggi dibandingkan dengan mereka yang tidak stress.
"Individu dengan kadar kortisol yang terus meningkat mengalami peradangan arteri, disfungsi endotel, dan percepatan aterosklerosis, yang mana semua itu berisiko menyebabkan stroke," ungkap laporan laman kesehatan tersebut.
Hormon kortisol adalah hormon stres. Hormon ini ada di tubuh manusia untuk membantu tubh merespons stress, mengatur tekanan darah, metabolisme glukosa, dan mengurangi peradangan. Produksi kortisol yang tidak seimbang dapat menyebabkan masalah kesehatan termasuk stroke.
Dijelaskan lebih lanjut, stres itu memicu serangkaian respons hormonal yang secara mendasar mengubah struktur dan fungsi sistem kardiovaskular manusia.
Jadi, ketika otak merasakan ancaman, hipotalamus segera mengaktifkan sistem saraf otonom. Mekanisme bertahan hidup ini membantu seseorang keluar dari bahaya.