"Nah, yang menyedihkan (dari pernikahan anak) adalah menyusui dini. Anak-anak yang punya anak, belum tentu ASI-nya keluar. Sedangkan kita ingin anak-anak kita minum ASI eksklusif untuk menekan kasus stunting. Jadi, kalau kita melanggengkan pernikahan anak, Indonesia akan menghadapi masalah besar," kata Lenny di acara Diskusi Media Majalah Sindo Weekly di Millenium Hotel, Jakarta Pusat, Senin (6/8/2018).
Selain itu, Lenny juga memaparkan sejumlah dampak merugikan pernikahan anak. Di antaranya pendidikan anak yang tergadaikan atau putus sekolah, kesehatan fisik dan mental anak, masalah kesehatan pada reproduksi anak, masalah kehamilan pada anak, risiko persalinan pada anak, risiko bayi yang dilahirkan oleh seorang anak, hingga rentannya ekonomi sulit atau kemiskinan.
"Belum lagi rentan kasus kekerasan dalam rumah tangga (KDRT), perdagangan anak, dan banyak sekali dampak tak tertulis dari pernikahan anak," katanya.