JAKARTA, iNews.id - Anemia merupakan salah satu masalah gizi yang dialami sebagian anak-anak dan remaja di Indonesia. Berdasarkan Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2018, ada 26 persen kelompok masyarakat usia 5-14 tahun yang mengalami anemia.
Kemudian masih berdasarkan data yang sama, tercatat ada 32 persen di kelompok masyarakat usia 15-24 tahun yang mengalami anemia.
“Dua sampai tiga dari 10 remaja kita, itu menderita anemia,” kata Direktur Gizi Masyarakat Kementerian Kesehatan, Dr RR Dhian Probhoyekti Dipo, dalam acara ‘Remaja Bebas Anemia dan Stunting Kunci Masa Depan’ yang digelar virtual pada Jumat (22/1/2021).
Anemia
Berdasarkan definisinya, anemia merupakan suatu kondisi di mana kadar hemoglobin (Hb) yang berada di dalam sel darah merah lebih rendah dari nilai normal.
“Kondisi ini meyebabkan tubuh tidak cukup untuk menyalurkan oksigen,” ujar Nutrisionis Rindra Prameswari Samphada Putri, dalam acara yang sama. Dia menjelaskan, kadar hemoglobin yang normal adalah 14-18 g/dL untuk laki-laki dan 12-16 g/dL bagi perempuan.
Dia mengungkapkan bahwa ada hubungan antara anemia pada remaja dengan prestasi. “Beberapa penelitian dan jurnal menunjukkan bahwa pelajar yang mengalami anemia itu prestasinya kurang baik daripada teman-temannya yang tidak mengalami anemia,” katanya.