“Begitupun jumlahnya, biasanya banyak atau sedikit. Itu harus tanda-tanda yang khas, yang jangan sampai lebih jauh lagi sampai ada anak yang memang betul-betul tidak bisa keluar air kencingnya,” kata dia.
Dia menyebut, gejala sepele inilah yang menurutnya menjadi salah satu penyebab 55 persen pasien gangguan ginjal akut meninggal dunia. Sebab, ada gejala yang tidak banyak disadari masyarakat karena penanganan yang cenderung terlambat.
“Nah ini lah, maaf ya, yang banyak (menyebabkan) meninggal, karena sudah terlambat. Begitu sudah terjadi gagal ginjal, karena sudah tidak bisa memproduksi lagi, karena metabolismenya sudah rusak,” kata dia.
“Nah, rusaknya ginjal seperti yang salah satu yang saat ini sedang marak kemungkinan atau ada dugaan ya itu karena ada kaitannya dengan konsumsi obat yang ada di obat-obatan anak-anak. Tetapi, kemungkinan yang lain akan kita selidiki,” ujar dr Syahril.
Namun, selain gejala khas tersebut, dia juga membeberkan beberapa gejala awal dan umum pada penderita gagal ginjal akut. Di antaranya demam, mual, muntah, hingga diare.
“Jadi, kalau anak ini ternyata demam lebih dari satu sampai masuk ke lima hari, kemudian ada diare, ada mual dan muntah, ada batuk, pilek, ini adalah gejala awal. Tapi gejala awalnya juga yang dialami oleh balita yang sakit saluran napas, karena kasus ini sedang marak, ya kita harus lebih hati-hati, jangan menunggu ginjalnya sudah rusak,” sarannya.