JAKARTA, iNews.id - Endometriosis merupakan salah satu masalah kesehatan reproduksi perempuan yang memerlukan pengobatan jangka panjang. Penyakit ini juga menjadi penyebab utama ke-3 infertilitas atau kesuburan.
Diketahui, endometriosis merupakan penyakit kronis progresif yang diderita oleh perempuan usia produktif yang memerlukan pengobatan jangka panjang dan komitmen tinggi pasien.
Dokter Pendiri SMART IVF dan Wakil Direktur Indonesia Medical Education and Research Institute (IMERI) Universitas Indonesia, Prof. Dr. dr. Budi Wiweko, SpOG (K), MPH mengungkapkan, penyakit endometriosis bisa menyebabkan keluhan nyeri haid kronik sehingga menghambat produktivitas perempuan dan bahkan mengganggu keharmonisan keluarga.
Studi mengenai Endometriosis di berbagai negara menunjukan bahwa penderita Endometriosis cenderung terpaksa izin atau tidak masuk sekolah maupun tempat bekerja akibat keluhan nyeri yang sangat hebat. Data di Amerika Serikat pada tahun 2002 melaporkan kerugian sebesar 22 milyar USD per tahun yang disebabkan oleh keluhan nyeri serta kekambuhan yang tinggi pada Endometriosis.
“Endometriosis juga merupakan salah satu penyebab gangguan kesuburan tersering pada pasangan yang belum memiliki keturunan. Oleh karena itu, mengenali tanda-tanda Endometriosis sejak dini merupakan sala satu kunci keberhasilan dalam penanganan kasus endometriosis yang sangat kompleks,“ kata Prof. Budi, dalam Virtual Press Con ‘Peluncuran Kampanye ENDometriosis untuk mempercepat diagnosa dan menigkatkan kualitas hidup pasien’, belum lama ini.
Oleh karenanya, sangat penting bagi dokter menerima pelatihan dan bimbingan untuk membantu mereka menemukan tanda-tanda endometriosis serta kondisi menstruasi lainnya. Semakin dini diagnosa, semakin cepat pasien menjalani pengobatan. Tanpa diagnosa, penyakit tidak hanya dapat berkembang, namun akan berdampak pada kualitas kesehatan dan hidup pasien.
“Selain gejala fisik dan terkadang melumpuhkan aktivitas pasien, endometriosis dapat berdampak pada semua bidang kehidupan perempuan termasuk hubungan, pekerjaan dan pendidikan. Endometriosis menyebabkan tingginya angka morbiditas, ketidakhadiran, dan biaya sosial ekonomi, juga berpengaruh pada kualitas hidup, pendidikan, tingkat kepercayaan diri dan kesuburan pada perempuan (fertilitas),” ujarnya lagi.