Di samping sebagai pencipta lagu, Husein Mutahar juga terkenal sebagai pendiri Pasukan Pengibar Bendera Pusaka (Paskibraka). Diketahui, gagasan Paskibraka lahir pada 1946, di saat ibu kota Indonesia dipindahkan ke Yogyakarta.
Ketika memperingati HUT Proklamasi Kemerdekaan RI pertama, Presiden Soekarno memerintahkan salah satu ajudannya, Mayor (Laut) Husein Mutahar, untuk menyiapkan pengibaran bendera pusaka di halaman Istana Gedung Agung Yogyakarta.
Pada saat itulah, di benak Mutahar, terlintas gagasan sebaiknya pengibaran bendera pusaka dilakukan para pemuda dari seluruh penjuru Tanah Air. Mereka adalah generasi penerus perjuangan bangsa.
Setelah berpuluh tahun menjadi negarawan dan sempat menjabat sebagai Duta Besar RI di Vatikan sejak 1969 hingga 1973, Husein Mutahar meninggal dunia di Jakarta pada 9 Juni 2004. Dia mengembuskan napas terakhir di usia 88 tahun.
Mutahar meninggal di kediaman anak angkatnya, Sanyoto, di Cipete, Jakarta Selatan. Sang penerima Bintang Gerilya dan Bintang Mahaputra itu diketahui tinggal di Cipete, setelah rumahnya di kawasan Kebayoran Baru ludes terbakar bersama dokumen-dokumen penting miliknya. Jenazah sang negarawan itu lalu dimakamkan di Pemakaman Jeruk Purut, Jakarta Selatan.
Kepergian Husein Mutahar meninggalkan delapan anak angkat, belasan cucu, dan karya-karya lagunya yang tak lekang dimakan zaman.