JAKARTA, iNews.id - Al Quran yang merupakan kitab suci umat Islam memuat banyak hal bagi manusia termasuk perdamaian. Berikut 5 ayat Al-Quran tentang perdamaian lengkap dengan tafsir dan hadits-nya.
Islam adalah agama yang mengajarkan perdamaian kepada sesama manusia. Damai menurut KBBI didefiniskan sebagai tidak ada perang ataupun kerusuhan, aman, rukun dan keadaan tidak bermusuhan.
Perdamaian merupakan harapan semua manusia di muka bumi. Tanpa perdamaian, hidup akan diliputi waswas dan ketidaktenangan.
Sebagaimana disebutkan dalam hadits yang diriwayatkan Imam At Tabrani. Rasulullah Saw pernah bersabda "Sayangilah orang di bumi, maka kamu akan disayangi yang di langit". (Hadis ini Shohih, Riwayat At-Tabrani dalam al-Mu’jam al-Kabir, lihat Shahiihul jaami’ no. 896.
Adapun makna perdamaian dalam yang akan diulas dalam artikel ini adalah ayat-ayat Al-Quran yang memiliki makna keselamatan dan kedamaian. Dalam bahasa Arab, damai disebut dengan salaam.
Firdaus Wajdi dari Universitas Negeri Jakarta sebagaimana dilansir dalam Jurnal Studi Al-Qur'an, menyebutkan ada banyak ayat Al-Quran yang mengandung unsur damai atau perdamaian dan turunannya atau derivasinya. Ayat-ayat tersebut di antaranya Surat Al Baqarah ayat 182 dan 224, Surat An Nisa ayat 62, 90, 91, 92, 114, dan 128. Selain itu, Surat Al Anfal ayat 61, Surat Al Qashash ayat 19, Surat Muhammad ayat 35, Surat Al Hujurat ayat 9 dan 10, serta Surat Ar Rum ayat 21.
Namun, dalam artikel ini hanya mengulas 5 ayat Al Quran yang menjelaskan masalah perdamaian.
Ayat Al-Quran tentang perdamaian pertama disebutkan dalam Surat Al Anfal ayat 61. Allah SWT berfirman:
وَإِنْ جَنَحُوا لِلسَّلْمِ فَاجْنَحْ لَهَا وَتَوَكَّلْ عَلَى اللَّهِ إِنَّهُ هُوَ السَّمِيعُ الْعَلِيمُ
Latin: Wa in janaḥū lis-salmi fajnaḥ lahā wa tawakkal ‘alallāh(i), innahū huwas-samī‘ul-‘alīm(u).
Artinya: (Akan tetapi,) jika mereka condong pada perdamaian, condonglah engkau (Nabi Muhammad) padanya dan bertawakallah kepada Allah. Sesungguhnya hanya Dialah Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.
Ibnu katsir dalam kitab tafsirnya menjelaskan, ayat tersebut berkaitan dengan Perjanjian Hudaibiyah. Orang-orang musyrik Quraisy mengajukan gencatan senjata. Usulan itu disambut baik oleh Rasulullah SAW sebagaimana disebutkan dalam hadits berikut:
عَنْ عَلِيِّ بْنِ أَبِي طَالِبٍ، رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ، قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عليه وسلم: "أنه سَيَكُونُ بِعْدِي اخْتِلَافٌ -أَوْ: أَمْرٌ -فَإِنِ اسْتَطَعْتَ أَنْ يَكُونَ السِّلْمُ، فَافْعَلْ"
Artinya: Dari Ali ibnu Abu Talib r.a. yang mengatakan bahwa Rasulullah Saw telah bersabda: Sesungguhnya kelak akan terjadi perselisihan atau suatu perkara. Jika kamu mampu mengadakan perdamaian, maka lakukanlah".
Ayat Al Quran tentang Perdamaian berikutnya tertuang dalam Surat An Nisa ayat 114.
لَا خَيْرَ فِي كَثِيرٍ مِنْ نَجْواهُمْ إِلاَّ مَنْ أَمَرَ بِصَدَقَةٍ أَوْ مَعْرُوفٍ أَوْ إِصْلاحٍ بَيْنَ النَّاسِ وَمَنْ يَفْعَلْ ذلِكَ ابْتِغاءَ مَرْضاتِ اللَّهِ فَسَوْفَ نُؤْتِيهِ أَجْراً عَظِيماً
Latin: Lā khaira fī kaṡīrim min najwāhum illā man amara biṣadaqatin au ma‘rūfin au iṣlāḥim bainan-nās(i), wa may yaf‘al żālikabtigā'a marḍātillāhi fa saufa nu'tīhi ajran ‘aẓīmā(n).
Artinya: Tidak ada kebaikan pada banyak pembicaraan rahasia mereka, kecuali (pada pembicaraan rahasia) orang yang menyuruh bersedekah, (berbuat) kebaikan, atau mengadakan perdamaian di antara manusia. Siapa yang berbuat demikian karena mencari rida Allah kelak Kami anugerahkan kepadanya pahala yang sangat besar.