Padahal sesuai sunah, Rasulullah sangat menganjurkan dan mengabarkan bahwa terdapat keberkahan pada waktu sahur. Selain itu, beliau SAW juga membiasakan untuk mengakhirkan waktu sahur hingga mendekati azan Subuh.
Hal ini terdapat dalam hadits Zaid bin Tsabit RA yang artinya: “Kami bersahur bersama Rasulullah SAW kemudian kami berdiri untuk shalat. Saya berkata (Anas bin Malik yang meriwayatkan dari Zaid): 'Berapa jarak antara keduanya (antara sahur dan azan)? Dia menjawab: Lima puluh ayat'."
Riuhnya suara bedug, toa atau sirine yang digunakan untuk menandakan waktu imsak hanya dapat kita dengar di bulan Ramadhan. Tradisi ini seringkali dijadikan patokan berakhirnya waktu sahur.
Sedangkan melihat pada hadits di atas, kita mengetahui bahwa Rasulullah mencontohkan untuk mengakhirkan waktu sahur mendekati azan.
“Sesungguhnya Bilal azan pada malam hari, maka makan dan minumlah sampai kalian mendengar seruan azan Ibnu Ummi Maktum.” (HR Bukhari dan Muslim)