JAKARTA, iNews.id - Sejumlah amalan bulan Dzulhijjah bisa dikerjakan setiap Muslim untuk memperoleh keutamaannya. Dzulhijjah menjadi salah satu bulan haram dalam kalender Hijriyah.
Oleh karena itu, bulan bulan ke-12 dalam kalender Islam itu merupakan bulan yang istimewa.
Terlebih pada 10 hari pertama, umat Islam dianjurkan untuk memperbanyak amal ibadah. Diriwayatkan Ibnu Umar radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah SAW bersabda:
مَا مِنْ أَيَّامٍ أَعْظَمُ عِنْدَ اللَّهِ وَلَا أَحَبُّ إِلَيْهِ الْعَمَلُ فِيهِنَّ مِنْ هَذِهِ الْأَيَّامِ الْعَشْرِ
“Tidak ada hari-hari yang lebih agung di sisi Allah dan amal shalih di dalamnya lebih dicintai oleh-Nya daripada hari yang sepuluh (sepuluh hari pertama dari Dzulhijjah).” (HR. Ahmad, dishahihkan Syaikh Ahmad Syakir).
Umat Muslim tidak diperkenankan untuk berperang saat Dzulhijjah, kecuali untuk membela diri. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
“Ada dua bulan yang pahala amalnya tidak akan berkurang. Keduanya dua bulan hari raya: bulan Ramadhan dan bulan Dzulhijjah,” (HR. Bukhari dan Muslim)
Lantas, apa saja amalan yang dapat dikerjakan pada bulan Dzulhijjah? Berikut adalah beberapa yang dirangkum iNews.id, Rabu (21/6/2023).
Pada 10 hari pertama di bulan Dzulhijjah, umat Muslim dianjurkan untuk banyak melakukan ibadah. Amalan yang dapat dikerjakan itu antara lain adalah berpuasa.
Salah satu puasa sunnah yang dilakukan sebelum Idul Adha adalah puasa di 7 pertama bulan Dzulhijjah. Puasa Dzulhijjah biasanya dilakukan pada tanggal 1-7.
Dalam hadis yang diriwayatkan At-Tirmidzi disebutkan, “Rasulullah SAW berkata: Tak ada hari lain yang disukai Allah SWT untuk beribadah seperti 10 hari ini (di bulan Dzulhijjah).”
Dari Hunaidah bin Kholid, dari istrinya, beberapa istri Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam mengatakan,
عَنْ بَعْضِ أَزْوَاجِ النَّبِىِّ -صلى الله عليه وسلم- قَالَتْ كَانَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- يَصُومُ تِسْعَ ذِى الْحِجَّةِ وَيَوْمَ عَاشُورَاءَ وَثَلاَثَةَ أَيَّامٍ مِنْ كُلِّ شَهْرٍ أَوَّلَ اثْنَيْنِ مِنَ الشَّهْرِ وَالْخَمِيسَ
“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam biasa berpuasa pada sembilan hari awal Dzulhijjah, pada hari ‘Asyura’ (10 Muharram), berpuasa tiga hari setiap bulannya," HR. Abu Daud no. 2437.
Hadits itulah yang menjadi salah satu dasar keutamaan atau kesunnahan puasa Dzulhijjah yang dilaksanakan pada tanggal 1-7.
Melansir laman Muslim, terdapat riwayat yang menyebutkan tentang keutamaan puasa Tarwiyah. Puasa ini dilakukan pada tanggal 8 Dzulhijjah atau sebelum puasa Arafah.
صَوْمُ يَوْمَ التَّرْوِيَّةِ كَفَارَةُ سَنَة
“Puasa pada hari tarwiyah (8 Dzulhijjah) akan mengampuni dosa setahun yang lalu.”
Dalam Al Maudhu'at, Ibnul Jauzi mengatakan bahwa hadits ini tidak shahih. Sementara dalam Al Fawa-id Al Majmu’ah, hal. 96, Asy Syaukani mengatakan bahwa hadits ini tidak shahih dan dalam riwayatnya ada perawi yang pendusta.
Namun jika berpuasa karena mengamalkan keumuman hadits shahih yang menjelaskan keutamaan berpuasa pada sembilan hari awal Dzulhijjah, maka itu diperbolehkan.
Bagi seorang muslim yang tidak sedang berhaji, maka dianjurkan untuk menunaikan puasa Arafah pada tanggal 9 Dzulhijjah. Keutamaan puasa ini adalah menghapuskan dosa-dosa kecil selama dua tahun.
Berdasarkan hadits Abu Qotadah, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
صِيَامُ يَوْمِ عَرَفَةَ أَحْتَسِبُ عَلَى اللَّهِ أَنْ يُكَفِّرَ السَّنَةَ الَّتِى قَبْلَهُ وَالسَّنَةَ الَّتِى بَعْدَهُ وَصِيَامُ يَوْمِ عَاشُورَاءَ أَحْتَسِبُ عَلَى اللَّهِ أَنْ يُكَفِّرَ السَّنَةَ الَّتِى قَبْلَهُ
“Puasa Arafah dapat menghapuskan dosa setahun yang lalu dan setahun akan datang. Puasa Asyura (10 Muharram) akan menghapuskan dosa setahun yang lalu.”
Bulan Dzulhijjah adalah bulan dirayakannya hari besar Idul Adha. Salah satu amalan yang dapat dikerjakan adalah dengan memperbanyak takbir dan dzikir.
Ibnu Abbas berkata, "Berdzikirlah kalian pada Allah di hari-hari yang ditentukan yaitu 10 hari pertama Dzulhijah dan juga pada hari-hari tasyriq." Ibnu 'Umar dan Abu Hurairah pernah keluar ke pasar pada sepuluh hari pertama Dzulhijjah, lalu mereka bertakbir, lantas manusia pun ikut bertakbir. Muhammad bin 'Ali pun bertakbir setelah shalat sunnah. (HR Bukhari).
Bagi muslim yang mampu menunaikan haji dan umroh, maka amalan menjadi amalan utama di bulan Dzulhijjah. Perintah haji dan umroh salah satunya telah termaktub dalam firman Allah subhanahu wata’ala:
وَأَتِمُّوا الْحَجَّ وَالْعُمْرَةَ لِلهِ
Artinya: "Dan sempurnakanlah ibadah haji dan umrah untuk Allah," (QS al-Baqarah: 196).
Menurut mayoritas ulama, hukum sholat Idul Adha adalah sunnah muakkad. Artinya, sunnah yang sangat dianjurkan dan mengikat bagi umat islam.
Sementara pendapat yang lain mengatakan bahwa hukum sholat ied adalah wajib, baik laki-laki atau perempuan yang dalam keadaan mukim. Salah satu dalil dari pendapat tersebut adalah hadits dari Ummu ‘Athiyah, beliau berkata:
أَمَرَنَا – تَعْنِى النَّبِىَّ -صلى الله عليه وسلم- – أَنْ نُخْرِجَ فِى الْعِيدَيْنِ الْعَوَاتِقَ وَذَوَاتِ الْخُدُورِ وَأَمَرَ الْحُيَّضَ أَنْ يَعْتَزِلْنَ مُصَلَّى الْمُسْلِمِينَ.
“Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam memerintahkan kepada kami pada saat shalat ‘ied (Idul Fitri ataupun Idul Adha) agar mengeluarkan para gadis (yang baru beranjak dewasa) dan wanita yang dipingit, begitu pula wanita yang sedang haid. Namun beliau memerintahkan pada wanita yang sedang haid untuk menjauhi tempat shalat.”