JAKARTA, iNews.id - I'tikaf merupakan salah satu amalan untuk meraih keutamaan malam lailatul Qadar. I'tikaf juga sunnah Rasulullah SAW. Ketika memasuki 10 hari terakhir Bulan Ramadhan, Rasulullah SAW semakin rutin melakukan i'tikaf.
I’tikaf yaitu berdiam diri dimasjid dengan segala kegiatan ibadah dengan harapan mendapat ridho Allah dan meraih kemuliaan malam Lailatul Qadar.
عَنْ عَائِشَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهَا زَوْجِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ يَعْتَكِفُ الْعَشْرَ الْأَوَاخِرَ مِنْ رَمَضَانَ حَتَّى تَوَفَّاهُ اللَّهُ
‘Aisyah ra bercerita bahwa: “Nabi saw (selalu) beri’tikaf di sepuluh terakhir bulan Ramadhan sampai Allah SWT mewafatkan beliau” (HR Bukhori & Muslim).
Ustaz Ahmad Zarkasih dari Rumah Fiqih Indonesia menjelaaskan, malam Lailatul Qadar tidaklah dikhususkan untuk mereka yang beri’tikaf saja, tapi siapa pun yang ketika malam itu menghidupkan malamnya dengan ibadah sebagaimana disebutkan dalam penjelasan di atas.
مَنْ قَامَ لَيْلَةَ الْقَدْرِ إِيمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ
“barang siapa yang menghidupkan malam Lailatul Qodr dengan Iman dan Ihtisab (mengharapkan pahala), niscaya Allah mengampuni dosa-dosanya yang telah lampau” (HR Bukhori).
"Orang yang beri’tikaf karena kedekatannya dengan ibadah di malam itu, maka kedekatannya untuk mendapatkan malam Lailatul-Qodr pun menjadi sangat terbuka lebar," katanya dikutip iNews.id dari lama rumahfiqih.com, Jumat (7/5/2021).
Namun, haruskah seseorang itu menghidupkan sepenajang malam tanpa tidur dengan ibadah jika ingin mendapatkan Malam Lailatul Qodr?
Ataukah bisa mendapat keutamaan malam Lailatul Qodr dengan hanya sholat isya dan subuh berjemaah.
Dalam hadits Nabi SAW yang diriwayatkan oleh Ustman Bin Affan disebutkan bahwa:
مَنْ صَلَّى الْعِشَاءَ فِي جَمَاعَةٍ فَكَأَنَّمَا قَامَ نِصْفَ اللَّيْلِ وَمَنْ صَلَّى الصُّبْحَ فِي جَمَاعَةٍ فَكَأَنَّمَا صَلَّى اللَّيْلَ كُلَّهُ
“Siapa yang sholat Isya secara berjamaah maka ia seperti orang yang menghidupkan setengah malamnya, dan barang siapa yang sholat subuh secara berjemaah ia seperti orang yang menghidupkan seluruh malamnya” (HR Muslim, No. 1049).