JAKARTA, iNews.id - Apakah dosa zina bisa diampuni? Lalu adakah kegiatan peribadatan khusus yang bisa dilakukan agar dosa pelaku perzinahan dimaafkan Allah?
Sebagaimana yang telah diketahui, Islam sangat melarang perbuatan zina. Perbuatan tersebut bahkan termasuk ke dalam dosa besar.
وَلَا تَقْرَبُوا الزِّنٰىٓ اِنَّهٗ كَانَ فَاحِشَةً ۗوَسَاۤءَ سَبِيْلًا
Artinya: Dan janganlah kamu mendekati zina; (zina) itu sungguh suatu perbuatan keji, dan suatu jalan yang buruk. (QS. Al Isra: 32).
Rasulullah SAW bahkan menegaskan bahwa pelaku perzinahan harus mendapat hukuman rajam. Hal itu tertuang dalam hadits yang diriwayatkan oleh Ibnu Majah dari Utsman bin Affan RA.
لَا يَحِلُّ دَمُ امْرِئ مُسْلِمٍ إِلاَّ فيِ إِحْدَى ثَلاَثٍ رَجُلٌ زَنیَ وَهُوَ مُحْصِنٌ فَرُجِمَ أَوْ رَجُلٌ قَتَلَ نَفْساً بِغَيْرِ نَفْسٍ أَو رَجٌلٌ ارْتَدَّ بَعْدَ إِسْلاَمِهِ
Artinya: Tidak halal darah seorang muslim kecuali karena salah satu dari tiga perkara berikut: Lelaki yang berzina sedangkan ia telah menikah (muhsan), maka dirajam hingga mati, atau lelaki yang membunuh jiwa tanpa alasan yang dibenarkan, atau lelaki yang murtad setelah Islam.
Maka dari itu, tak heran jika banyak umat muslim yang percaya bahwa dosa zina tidak bisa termaafkan dengan mudah.
Kendati merupakan dosa besar, pelaku zina yang sungguh-sungguh menyesali perbuatannya dapat memperoleh ampunan dari Allah. Pasalnya, Allah pernah berfirman bahwa hanya perbuatan syirik atau menyekutukan Allah yang merupakan dosa tak termaafkan.
اِنَّ اللّٰهَ لَا يَغۡفِرُ اَنۡ يُّشۡرَكَ بِهٖ وَيَغۡفِرُ مَا دُوۡنَ ذٰ لِكَ لِمَنۡ يَّشَآءُ ۚ وَمَنۡ يُّشۡرِكۡ بِاللّٰهِ فَقَدِ افۡتَـرٰۤى اِثۡمًا عَظِيۡمًا
Artinya: Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni (dosa) karena mempersekutukan-Nya (syirik), dan Dia mengampuni apa (dosa) yang selain (syirik) itu bagi siapa yang Dia kehendaki. Barangsiapa mempersekutukan Allah, maka sungguh, dia telah berbuat dosa yang besar. (QS. An-Nisa: 48).
Oleh sebab itu, seorang muslim yang telah berbuat zina dan ingin mendapat ampunan Allah harus segera bertaubat dengan rasa penyesalan yang amat dalam. Ia juga harus bertekad untuk tidak mengulangi perbuatan itu kembali.
Allah Ta'ala berfirman:
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا تُوبُوا إِلَى اللَّهِ تَوْبَةً نَصُوحًا عَسَىٰ رَبُّكُمْ أَنْ يُكَفِّرَ عَنْكُمْ سَيِّئَاتِكُمْ وَيُدْخِلَكُمْ جَنَّاتٍ تَجْرِي مِنْ تَحْتِهَا الْأَنْهَارُ
Artinya: Hai orang-orang yang beriman, bertaubatlah kepada Allah dengan taubat yang semurni-murninya. Mudah-mudahan Rabb kamu akan menghapus kesalahan-kesalahanmu dan memasukkanmu ke dalam surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai. (QS. At-Tahrîm:8).
Selanjutnya, orang tersebut juga harus merahasiakannya seperti Allah menjaga aibnya. Pasalnya, orang yang benar-benar menyesal tentu tidak akan merasa bangga menceritakan dosa yang telah diperbuatnya.