Imam Ibn Katsir rahimahullah dalam karya tafsirnya meriwayatkan bahwa sebagian ulama salaf berkata: “Barangsiapa yang merasa kagum pada sesuatu, misalnya keadaan dirinya sendiri, hartanya atau anaknya, maka hendaklah ia berkata: “Masyaallah, la haula wala quwwata illa billah“. Hal ini, menurut Ibn Katsir, mengacu kepada ayat di atas.
Mengenai untuk apa ungkapan tersebut diucapkan, Rasulullah shalallahu alaihi wasallam menjelaskan:
«ما أَنْعَم اللهُ تعالى على عَبدٍ نعمةً مِن أهلٍ ومالٍ وولدٍ فيقول: “ما شاء اللّهُ لا قُوَّةَ إلَّا بالله” فيرى فيه آفةً دُونَ المَوتِ».
“Tidaklah Allah memberi nikmat kepada seorang hamba, baik berupa keluarga, harta atau pun anak, lalu ia mengucap: “Masyaallah, la quwwata illa billah” melainkan orang tersebut tidak akan mendapatkan musibah apa pun kecuali kematian”, (HR. Abu Ya’la dalam musnadnya dan Al-Baihaqi dalam Syu’ab al-Iman dari Anas ibn Malik radhiyallahu anhu).
Dari penjelasan tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa ucapan “masyaallah la quwwata illa billah” untuk sesuatu yang menakjubkan pada diri, anak dan harta kita sendiri.
Sedangkan uUcapan “masyaallah tabarakallah” untuk ketakjuban pada orang lain, sementara ucapan“subhanallah” untuk ketakjuban pada salah satu makhluk, binatang dan lainnya.
Wallahu A'lam