Ayat 3 Memberikan jawaban bahwa Allah Swt tidak meninggalkan dan membenci nabi Muhammad Saw. Ayat ini diturunkan setelah selang beberapa waktu, yaitu selama 15 hari wahyu tidak turun kepada nabi Muhammad Saw, sehingga orang kafir mengatakan: ”Sesungguhnya Tuhan Muhammad Saw. telah meninggalkannya dan membencinya.”
Ayat 4 menjelaskan bahwa kehidupan di akhirat itu lebih baik dari pada kehidupan di dunia. Kehidupan di akhirat itu penuh dengan kemuliaan.
Ayat 5 Allah Swt memberikan kabar gembira kepada nabi Muhammad Saw bahwasanya Allah Swt akan memberikan kebahagiaan yang berlimpah ruah kelak di akhirat. Sehingga Nabi SAW menjadi puas dan bahagia. Rasulullah Saw bersabda: ”Kalau begitu, mana mungkin aku puas, sedangkan sesorang di antara umatku masih berada di neraka”.
Dalam tafsir Ibnu Katsir, telah disodorkan kepada Rasulullah karunia yang disediakan bagi umatnya satu petisatu peti. Dan Allah Swt, akan memberinya sejuta istana kelak di surga. Maka Rasulullah menjadi bergembira mendengar hal tersebut.
Ayat 6, 7, dan 8 menceritakan keadaan Rasulullah Saw. sebelumnya, yaitu:
- Sebagai seorang yatim, di mana ayahnya telah meninggal dunia sebelum beliau dilahirkan. Walaupun dilahirkan dalam keadaan yatim, tetapi Allah Swt tetap menjaganya. Dengan cara menyerahkan Muhammad Saw kepada pamannya Abu Talib untuk diasuh.
- Sebagai seorang yang bingung (mengenai syariat yang harus dijalankan) karena pada waktu itu bangsa Arab peradabannya kurang baik yaitu sebagai penyembah berhala dan budi pekertinya (akhlaknya) rendah. Kemudian Allah Swt. memberikan petunjuk kepada kebenaran.
- Sebagai seseorang yang kekurangan atau orang yang fakir. Beliau ditinggalkan ayahnya tanpa meninggalkan harta benda. Allah Swt memberikan kecukupan harta benda dari berdagang, ganimah dan dari lain-lainnya, sehingga beliau menjadi puas dan bahagia.
Pada ayat ke -9 dan 10 menjelaskan bahwa nabi Muhammad Saw. telah mendapatkan karunia yang luar biasa dari Allah Swt ( sebagai anak yatim beliau dilindungi, diberi petunjuk dari kebingungan, dan telah diberi kecukupan harta benda), sehingga beliau diperintahkan untuk melindungi anak yatim dan bersikap baik terhadap peminta-minta.