JAKARTA, iNews.id - Bolehkah puasa Asyura satu hari saja? Adakah dalil yang memperbolehkan atau melarangnya?
Pertanyaan tersebut ternyata banyak dibicarakan, terlebih saat memasuki awal tahun Hijriah. Sebagaimana yang telah diketahui, puasa Asyura merupakan puasa yang dilakukan di tanggal 10 bulan Muharram.
Selain meraih rida Allah SWT, mengerjakan puasa Asyura juga apat menghapus dosa yang dilakukan manusia setahun lalu. Hal itu tertuang dalam hadits Nabi Muhammad SAW.
لَ عَنْ صَوْمِ يَوْمِ عَرَفَةَ فَقَالَ « يُكَفِّرُ السَّنَةَ الْمَاضِيَةَ وَالْبَاقِيَةَ ». قَالَ وَسُئِلَ عَنْ صَوْمِ يَوْمِ عَاشُورَاءَ فَقَالَ « يُكَفِّرُ السَّنَةَ الْمَاضِيَةَ
Artinya: Nabi shallallahu ’alaihi wa sallam ditanya mengenai keutamaan puasa Arafah? Beliau menjawab, ”Puasa Arafah akan menghapus dosa setahun yang lalu dan setahun yang akan datang.” Beliau juga ditanya mengenai keistimewaan puasa ’Asyura? Beliau menjawab, ”Puasa ’Asyura akan menghapus dosa setahun yang lalu.” (HR. Muslim no. 1162).
Beriringan dengan anjuran mengerjakan puasa Asyura, terdapat puasa Tasu'a atau yang dilakukan di tanggal 9 bulan Muharram. Walaupun belum sempat menjalankan karena telah berpulang ke Rahmatullah, Rasulullah SAW pernah menuturkan bahwa ia begitu ingin melakukan puasa Tasu’a sebelum puasa Asyura.
Dari Ibn Abbas, berkata, "Jika aku masih hidup sampai masa (bulan) depan, aku akan melaksanakan puasa pada hari yang ke-9 dan 10 (Muharram).” (HR. Muslim).
Sejak saat itu, banyak umat Islam yang akhirnya mengerjakan puasa Asyura bersama dengan puasa Tasu’a atau berpuasa di tanggal 9 dan 10 bulan Muharram secara berturut-turut. Namun saat seorang muslim tidak bisa mengerjakan puasa Tasu’a dan hanya bisa menjalankan puasa Asyura, terdapat keraguan tentang kebolehannya.
Adapun penjelasan dari permasalahan tersebut adalah sebagai berikut.
Bolehkah puasa Asyura satu hari saja?
Perlu diketahui bahwa puasa Asyura memang dilakukan hanya dalam satu hari, yakni pada tanggal 10 bulan Muharram. Selain itu, puasa ini berhukum sunnah, yang apabila dikerjakan mengandung pahala dan jika ditinggalkan tidak membuat dosa.
Oleh sebab itu, tidak ada larangan mengerjakan puasa Asyura saja, tanpa melaksanakan puasa Tasu’a. Dengan kata lain, puasa di bulan Muharram boleh dikerjakan hanya pada tanggal 10.