JAKARTA, iNews.id - Bagaimana cara mengetahui ciri-ciri orang yang perlu diruqyah dalam Islam menarik diulas. Orang yang terkena guna-guna atau sihir dan gangguan jin lainnya susah dideteksi secara medis. Cara satu-satunya melalui metode ruqyah syar'iyyah.
Kata ruqyah berasal dari bahasa Arab. Menurut akar katanya, ruqyah berasal dari kata ( رقية، يرقى، رقى) yang berarti mantra-mantra. Ada juga yang mengartikan ruqyah adalah jampi-jampi.
Dilansir dari laman UIN Jember, secara terminologi ruqyah adalah jampi-jampi dengan menggunakan ayat-ayat Al-Qur’an yang sering digunakan untuk menyembuhkan terhadap orang sakit baik karena penyakit fisik, psikis, maupun yang diduga karena gangguan jin atau juga untuk menghindarkan diri dari gangguan jin.
Menurut Ibnu Mas'ud, ruqyah adalah tindakan membaca mantra-mantra, dan tindakan tersebut diperbolehkan apabila tidak memiliki jejak syirik.
Dalam pelaksanaan terapi ruqyah, peruqyah tidak boleh memenggal ayat-ayat Al-Qur’an yang bisa mengubah maksud dan makna daripada makna ayat tersebut.
Selain itu peruqyah juga harus benar-benari menghayati ayat-ayat yang dibacanya dengan khusuk.
Dalam Tafsir Ibnu Katsir disebutkan bahwa Imam Bukhari di dalam Fadailil Qur’an mengatakan bahwa ada pemimpin kabilah terkena sengatan binatang beracun. Kemudian, sahabat Nabi SAW meruqyahnya dengan membaca Ummul Kitab yakni Surat Al Fatihah.
Rasulullah SAW telah bersabda:
«وَمَا كَانَ يُدْرِيهِ أَنَّهَا رُقْيَةٌ اقْسِمُوا وَاضْرِبُوا لِي بِسَهْمٍ»
Artinya: Siapakah yang memberitahukan kepadanya bahwa Al-Fatihah adalah ruqyah? Bagi-bagikanlah dan berikanlah kepadaku satu bagian darinya!".
Lantas apa saja ciri-ciri orang yang perlu diruqyah dalam ajaran Islam. Berikut ulasannya.
Dilansir dari buku materi seminar dan workshop Islamic spiritual medicine: jaman Nabi dan Jaman Now berikut ini beberaoa ciri orang yang perlu diruqyah.
1. Surat Al Fatihah
Ayat ruqyah pengusir jin dan sihir pertama yakni membaca Surat Al Fatihah.
بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ
اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعٰلَمِيْنَ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ مٰلِكِ يَوْمِ الدِّيْنِ اِيَّاكَ نَعْبُدُ وَاِيَّاكَ نَسْتَعِيْنُ اِھْدِنَا الصِّرَاطَ الْمُسْتَـقِيْمَ صِرَاطَ الَّذِيۡنَ اَنۡعَمۡتَ عَلَيۡهِمۡ ۙ غَيۡرِ الۡمَغۡضُوۡبِ عَلَيۡهِمۡ وَلَا الضَّآلِّيۡ
Artinya: Segala puji bagi Allah, Rabb semesta alam. Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang. Yang menguasai hari pembalasan. Hanya Engkaulah yang kami sembah dan hanya kepada Engkaulah kami mohon pertolongan. Tunjukilah kami jalan yang lurus. (yaitu) jalan orang-orang yang telah Engkau anugerahkan nikmat kepada mereka; bukan (jalan) mereka yang dimurkai dan bukan (pula jalan) mereka yang sesat. (QS. Al Fatihah: 1-7)