JAKARTA, iNews.id - Contoh kultum subuh Minggu pagi kali ini mengangkat tema Khauf (Rasa Takut dalam Islam), sebuah topik yang sangat relevan dengan kehidupan manusia modern yang penuh kecemasan dan ketidakpastian. Dalam keseharian, kita sering diliputi rasa takut seperti takut miskin, takut gagal, takut kehilangan orang tercinta, bahkan takut terhadap masa depan yang belum pasti.
Namun, Islam memandang rasa takut bukan sekadar emosi alami, melainkan bagian dari keimanan jika diarahkan dengan benar. Dalam pandangan syariat, rasa takut yang tertuju kepada Allah justru menjadi bentuk ibadah yang agung dan menjaga hati agar tetap berada di jalan-Nya.
Sebaliknya, rasa takut yang salah arah kepada makhluk, harta, atau dunia dapat menjauhkan manusia dari tauhid. Karena itu, memahami makna khauf menjadi penting agar setiap Muslim mampu menempatkan rasa takutnya secara proporsional dan sesuai ajaran Islam.
Berikut contoh kultum subuh Minggu pagi yang dilansir iNews.id dari laman Bimbingan Islam:
Fenomena kehidupan manusia tidak pernah lepas dari rasa takut: takut miskin, takut sakit, takut kehilangan, takut masa depan, dan lain sebagainya. Pertanyaannya: bagaimana Islam menempatkan rasa takut? Kapan ia menjadi ibadah yang mulia, dan kapan ia berubah menjadi syirik?
Allah Ta’ala berfirman:
إِنَّمَا ذَلِكُمُ الشَّيْطَانُ يُخَوِّفُ أَوْلِيَاءَهُ فَلا تَخَافُوهُمْ وَخَافُونِ إِنْ كُنْتُمْ مُؤْمِنِينَ
“Sesungguhnya itu hanyalah setan yang menakut-nakuti para pengikutnya. Maka janganlah kalian takut kepada mereka, tetapi takutlah kepada-Ku jika kalian benar-benar orang beriman.” (QS. Ali Imran: 175)
Ayat ini menunjukkan bahwa rasa takut adalah salah satu amal hati, bagian dari pokok keimanan, serta merupakan cabang dari tauhid uluhiyah (mengikhlaskan ibadah hanya kepada Allah).
Untuk mendudukkan permasalahan supaya tidak salah dalam memahami atau menghukumi maka para ulama membagi Rasa takut menjadi dua jenis:
Ukuran takut alami ini adalah: munculnya sebab-sebab nyata yang menimbulkan rasa takut.
Contohnya:
– Seseorang melihat singa sungguhan, lalu merasa takut — ini wajar.
– Seseorang diancam oleh musuh yang menodongkan senjata ke kepalanya, lalu jantungnya berdebar — ini juga takut yang alami.
Rasa takut yang disebabkan oleh hal-hal nyata seperti ini tidak tercela dan tidak berdosa.
Pembagian Takut yang Bukan Thabi’i (Alami)
1. Rasa Takut yang Diperbolehkan (Thabi‘i / Alami)
Yaitu rasa takut yang wajar dialami manusia karena adanya sebab-sebab nyata.
Contoh:
Melihat singa, lalu merasa takut.
Ditodong senjata oleh musuh.
Takut akan kematian karena memang nyata adanya.
Jenis rasa takut ini tidak tercela dan tidak berdosa, karena merupakan fitrah manusia.
a. Rasa Takut Pengecut (Al-Jubn / الجُبْنُ)
Yaitu rasa takut tanpa sebab yang nyata, hanya dalam bayangan atau khayalan.
Rasulullah ﷺ biasa berdoa:
اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ مِنَ الْجُبْنِ
“Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari sifat pengecut.” (HR. Abu Dawud, no. 1548; An-Nasa’i, no. 5538)
Contoh: seseorang takut terhadap sesuatu yang sebenarnya tidak berbahaya, hanya karena bisikan setan atau khayalan.
b. Rasa Takut Dalam Bentuk Ibadah
Jika diarahkan kepada Allah, maka ini adalah ibadah yang agung. Jika diarahkan kepada selain Allah, terbagi dua:
Syirik Besar (Khauf Sirri)
Yaitu rasa takut tersembunyi kepada makhluk, disertai pengagungan, seolah-olah makhluk itu punya kekuatan gaib atau kuasa layaknya Allah.
Contoh:
Ini termasuk syirik akbar yang mengeluarkan pelakunya dari Islam.
Allah berfirman:
فَلا تَخَافُوهُمْ وَخَافُونِ إِنْ كُنْتُمْ مُؤْمِنِينَ
“Maka janganlah kalian takut kepada mereka, tetapi takutlah kepada-Ku jika kalian beriman.” (QS. Ali Imran: 175)
Syirik Kecil / Dosa Besar
Yaitu rasa takut kepada selain Allah yang membuat seseorang meninggalkan kewajiban agama, tapi tidak sampai pada derajat ibadah.
Contoh:
Rasulullah ﷺ bersabda:
لَا يَمْنَعَنَّ رَجُلًا هَيْبَةُ النَّاسِ أَنْ يَقُولَ بِحَقٍّ إِذَا عَلِمَهُ
“Janganlah rasa takut kepada manusia menghalangi seseorang untuk mengatakan kebenaran jika ia mengetahuinya.” (HR. Ahmad, 3/19, dishahihkan Al-Albani dalam As-Silsilah Ash-Shahihah, no. 168)
Rasa takut yang dibolehkan (alami): takut terhadap sebab nyata seperti binatang buas, musuh, atau bencana.
Rasa takut yang tercela:
Pengecut (Al-Jubn): takut tanpa sebab nyata, ini tercela.
Takut ibadah (Khauf ‘Ubudiyah):
Jika kepada Allah: ibadah dan tauhid.
Jika kepada selain Allah:
Syirik besar: takut kepada makhluk dengan keyakinan kuasa gaib.