Jamaah Jumat rohimakumulluh
Sosok nabi Muhammad SAW segala sesuatunya termasuk jiwa, fisik, dan kepribadiannya sudah dipersiapkan oleh Allah SWT dengan sangat sempurna. Kelahiran Nabi Muhammad sebagai yatim, tidak pandai membaca dan menulis, lahir di Mekkah, semuanya bukan sebuah kebetulan.
Penamaan Nabi SAW dengan nama Muhammad dan orang-orang di sekitarnya adalah sudah disetting sedemikian rupa oleh Allah Swt. Beliau bernama Muhammad artinya yang terpuji. Ibunya bernama Aminah artinya yang memberi rasa aman, bapaknya Abdullah artinya seorang pengabdi, kakeknya walau terkenal dengan nama Abdul Muthalib, tetapi sebenarnya bernama Syaibah artinya Orang tua yang bijaksana, bidan yang membantu persalinan Nabi bernama asy-Syaffa’ (yang sehat dan sempurna). Yang menyusui Nabi SAW adalah Halimah, berarti seorang wanita yang lapang dadanya.
Kesempurnaan dan keutamaan juga tercover jelas pada keteladanannya berakhlakul karimah sebagaimana yang termaktub dalam Al-Quran surat ayat QS. Al-Ahzaab: 21
لَقَدْ كَانَ لَكُمْ فِي رَسُولِ اللَّهِ أُسْوَةٌ حَسَنَةٌ لِمَنْ كَانَ يَرْجُو اللَّهَ وَالْيَوْمَ الْآخِرَ وَذَكَرَ اللَّهَ كَثِيرًا
“Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu.”
Ayat ini ditujukan kepada seluruh manusia. Ayah, suami, anak, negarawan, pemimpin masyarakat atau militer, semuanya dapat menimba keteladanan dari sumber yang tidak pernah kering. Itu berarti bahwa semua orang dapat menemukan pada diri Nabi Muhammad saw keteladanan yang dapat mengantar kita memperoleh rahmat Ilahi serta kebahagiaan dunia dan akhirat.