JAKARTA, iNews.id – Ketua Badan Pelaksana Badan Wakaf Indonesia (BWI) Mohammad Nuh mengajak untuk terus meningkatkan literasi wakaf uang yang belum banyak dikenal masyarakat Indonesia.
Menurut M Nuh, wakaf uang bisa menjadi jalan yang fleksibel. Jika sebelumnya yang berwakaf harus orang kaya karena yang diwakafkan adalah tanah, sekarang lebih mudah karena bisa dengan wakaf uang.
“Sejak zaman nabi dulu para sahabat pasti berwakaf, sehingga wakaf menjadi lifestyle sejak zaman Nabi. Salah satu alasan berwakaf karena urusan wakaf adalah urusan luar biasa yang dicontohkan oleh Nabi Muhammad SAW,” kata M Nuh dalam media gathering BWI di Hotel Mercure, Sabang, Jakarta Pusat, Selasa (20/4/2021) sore.
M Nuh menjelaskan, wakaf uang lebih fleksibel dan semua masyarakat bisa melakukannya. “Orang berwakaf sekarang itu fleksibel. Kalau dulu harus jadi orang kaya dulu karena harus berupa tanah, sekarang dengan uang Rp10.000, Rp20.000 sudah bisa wakaf," tutur dia.
Wakaf juga bernilai strategis untuk membangun peradaban, karena wakaf tidak boleh berkurang harus bertambah melalui pengelolaan.
“Zakat, infak dan sedekah ibarat biaya operasional keumatan, akan habis saat dibagikan. Salah satu perbedaan antara wakaf dengan zakat. Dalam zakat, selaku amil mendapat 12,5 persen langsung dari zakat, namun pengelola wakaf mendapt 10 persen dari pengelolaan,” katanya.