JAKARTA, iNews.id - Hadits palsu bulan Syaban banyak beredar di masyarakat. Padahal, bila dikerjakan hal tersebut tidak membawa amal kebaikan.
Melansir buku 'Kumpulan Tanya Jawab Keagamaan' terbitan Daarul Hijrah Technology, dijelaskan bahwa tidak boleh mengamalkan hadits maudlu' atau hadist palsu sekalipun dalam keutamaan amal. Namun, seseorang harus tahu kejelasan pasti dari para hadist tentang ke-maudhu'an hadits tersebut.
Allah SWT dalam Quran surat Al Baqarah ayat 169 berfirman mengenai orang-orang yang mengatakan hal yang tidak diketahui adalah suruhan setan
Arab: اِنَّمَا يَأْمُرُكُمْ بِالسُّوْۤءِ وَالْفَحْشَاۤءِ وَاَنْ تَقُوْلُوْا عَلَى اللّٰهِ مَا لَا تَعْلَمُوْنَ
Latin: innamā ya`murukum bis-sū`i wal-faḥsyā`i wa an taqụlụ 'alallāhi mā lā ta'lamụn
Artinya: Sesungguhnya (setan) itu hanya menyuruh kamu agar berbuat jahat dan keji, dan mengatakan apa yang tidak kamu ketahui tentang Allah.
Hadits tentang mengagungkan bulan Sya'ban tertulis dalam hadits riwayat Ibnu Majah: 1/421
"Jika datang malam nisfu Sya'ban, maka lakukanlah qiyamul laill dan berpuasalah di siang harinya, karena Allah turun ke langit dunia saat itu pada waktu matahari tenggelam, lalu Allah berfirman: 'Adakah orang yang minta ampun kepada-Ku, maka akan Aku ampuni dia, adalah orang yang minta rizki kepada-Ku, maka akan aku beri dia rizki, adakah orang yang diuji, maka Aku akan selamatkan dia, adakah demikian, adakah demikian? (Allah mengatakan hal itu) sampai terbit fajar."