Aqiqah disandarkan pada tradisi agung Nabi Ibrahim dan Nabi Muhammad SAW. Disebutkan bahwa Nabi Ibrahim diperintahkan untuk mengkurbankan Ismail untuk Ibrahim sendiri kepada Tuhan lalu Ibrahim dan Ismail tunduk pada perintah Tuhan dengan sabar. Akhirnya penyembelihan Ismail dibatalkan oleh Allah dengan menyatakan bahwa kurban Ibrahim secara hakiki sudah diterima Allah SAW.
Kemudian Allah menganugerahkan tebusan atas Ismail dengan seekor domba besar. Mengapa Allah SWT memerintahkan Ibrahim untuk menyembelih Ismail dan kemudian membatalkannya? Saat itu, Nabi Ibrahim hidup pada masa penyimpangan pemikiran manusia yang mengorbankan manusia kepada Tuhan yang disembahnya sebagai sesaji.
Di Mesir, gadis cantik dipersembahkan untuk Dewa Sungai Nil. Di Kana'an, Irak bayi dipersembahkan untuk Dewa Baal dan di Meksiko, darah dan jantung manusia dipersembahkan untuk Dewa Matahari dan di Jawa ada upacara pancamakara yakni pengorbanan darah manusia bagi Sang Bhumi.
Karena itu, pada masa Nabi Ibrahim AS, Allah SWt mengajarkan kepada manusia bahwa tidak diperbolehkan jiwa manusia dan darahnya dikorbankan sebagai sesaji kepada-Nya. Lambang berkurban kepada Allah diganti dengan hewan ternak yang sempurna.