Ibnu Katsir menerangkan maksud ayat tersebut di atas adalah bacalah Alquran dengan tartil (perlahan-lahan) karena sesungguhnya bacaan seperti ini membantu untuk memahami dan merenungkan makna yang dibaca, dan memang demikianlah bacaan yang dilakukan oleh Nabi Muhammad SAW Sehingga Siti Aisyah radhiallahu 'anha mengatakan bahwa Nabi SAW bila membaca Alquran yaitu perlahan-lahan sehingga bacaan beliau terasa paling Iama dibandingkan dengan orang lain.
Di dalam kitab Sahih Bukhari disebutkan melalui sahabat Anas ra, bahwa ia pernah ditanya tentang bacaan yang dilakukan oleh Rasulullah Saw. Maka ia menjawab, bahwa bacaan Alquran yang dilakukan oleh beliau panjang.
Hadis-hadis yang menunjukkan anjuran membaca Al-Quran dengan bacaan tartil dan suara yang indah, seperti hadis berikut: "زَيِّنوا الْقُرْآنَ بِأَصْوَاتِكُمْ" Hiasilah Al-Qur’an dengan suara kalian!
"لَيْسَ مِنَّا مَنْ لَمْ يَتَغَنَّ بِالْقُرْآنِ"
Artinya Bukan termasuk golongan kami orang yang tidak melagukan bacaan Al-Qur’an. Dan Rasulullah SAW pernah bersabda setelah mendengar suara Abu Musa Al-Asyari membaca Al-Quran: "لَقَدْ أُوتِيَ هذا مزمار مِنْ مَزَامِيرِ آلِ دَاوُدَ" Sesungguhnya orang ini telah dianugerahi suara yang indah seperti suara seruling keluarga Daud.
Maka Abu Musa menjawab, "Seandainya aku mengetahui bahwa engkau mendengarkan bacaanku, tentulah aku akan melagukannya dengan lagu yang terindah untukmu."
Wallahu A'lam.