JAKARTA, iNews.id - Hukum bacaan tarqiq dalam ilmu tajwid secara bahasa berarti menipiskan. Adapun secara istilah Tarqiq diibaratkan seperti terdapat pergeseran dalam suara huruf, sehingga kondisi mulut tidak terlihat penuh saat membacanya.
Tarqiq ini berlaku pada huruf lam (ل) dan ra (ر). Kebalikan dari Tarqiq yakni Tafkhim yakni bermakna menggemukkan, menebalkan.
Hukum bacaan Ra terbagi dalam tiga macam yaitu, Tafkhim, Tarqiq, dan Jawazul Wajhain.
Berikut hukum bacaan Tarqiq:
1. Hukum Bacaan Ra Tarqiq
Tarqiq yaitu hukum membaca huruf Ra dengan dibaca tipis. Hukum membaca huruf Ra dibaca tarqiq atau tipis apabila:
a. Ra yang berharakat kasrah, baik pada awal kata, pertengahan kata atau akhir kata, pada kata kerja (fiil) ataupun pada kata benda (isim).
Contoh: اَلْقَارِعَةُۙ
b. Ra yang sebelumnya terdapat ya sukun ( ْي)
Contoh: غَيْرِ الْمَغْضُوْبِ
c. Lafad lam jalalah yang dibaca tarqiq karena sebelumnya huruf berharakat Kasrah.
Contoh:
فيِ سَبِيْلِ اللهِ
Seluruh huruf Lam selain Lam Jalalah yang berharakat Dhommah dan Fathah. Contoh:
يقبل, الذين, للمتقين