3. Hadits riwayat al-Bukhari, dari al-Hasan bin Ali radhiyallahu 'anhuma, beliau berkata:
عَلَّمَنِي رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- كَلِمَاتٍ أَقُولُهُنَّ فِي قُنُوتِ الصُّبْحِ: اللَّهُمَّ اهْدِنِي فِيمَنْ هَدَيْتَ وَعَافِنِي فِيمَنْ عَافَيْتَ وَتَوَلَّنِي فِيمَنْ تَوَلَّيْتَ وَبَارِكْ لِي فِيمَا أَعْطَيْتَ وَقِنِي شَرَّ مَا قَضَيْتَ إِنَّكَ تَقْضِي وَلَا يُقْضَى عَلَيْكَ وَإِنَّهُ لَا يَذِلُّ مَنْ وَالَيْتَ وَلَا يَعِزُّ مَنْ عَادَيْتَ تَبَارَكْتَ رَبَّنَا وَتَعَالَيْتَ
“Sesungguhnya Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam mengajarkan kepadaku kalimat-kalimat yang aku ucapkan dalam qunut sholat subuh: Ya Allah, tunjukilah aku jalan yang benar di antara orang-orang yang Engkau beri petunjuk, berilah aku kesehatan di antara orang-orang yang Engkau beri kesehatan, peliharalah aku di antara orang-orang yang Engkau pelihara, berkahilah apa yang Engkau berikan kepadaku, dan lindungilah aku dari kejahatan apa yang Engkau tetapkan. Sesungguhnya Engkau yang menetapkan dan tidak ada yang menetapkan atas Engkau. Sesungguhnya tidak akan hina orang yang Engkau jadikan wali dan tidak akan mulia orang yang Engkau jadikan musuh. Maha Suci Engkau, ya Rabb kami, dan Maha Tinggi Engkau.”
Dari hadits-hadits di atas, kita bisa mengetahui bahwa doa qunut adalah sunnah yang diajarkan oleh Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam kepada para sahabatnya. Doa qunut juga bisa berubah-ubah sesuai dengan keadaan dan kebutuhan umat muslim. Misalnya, ketika ada musibah atau bencana yang menimpa kaum muslimin, maka doa qunut bisa berisi permohonan untuk mengangkat musibah tersebut atau memberikan kesabaran kepada para korban.
Jika membaca doa qunut dalam sholat subuh adalah sunnah, maka tidak membacanya juga tidak apa-apa. Tidak membaca doa qunut dalam sholat subuh tidak membatalkan sholat, tidak mengurangi pahala, dan tidak berdosa. Ini juga berdasarkan pendapat mayoritas ulama dari empat mazhab.