-Khatib turun dari mimbar.
-Pastikan suasana tenang dan bertasbih.
-Dianjurkan membaca bacaan dalam shalat dengan tartil.
-Menyusun tata cara khutbah Jumat sesuai dengan sunnah.
-Khatib berdiri di mimbar dan mengucapkan salam.
-Duduk menunggu azan dan menirukan azan.
-Berdiri dan memulai khutbah sesuai dengan rukun khutbah.
-Disarankan menghadapkan wajah ke arah jamaah.
-Setelah selesai menyampaikan khutbah pertama, khatib duduk sejenak, kemudian bisa menyampaikan khutbah kedua.
-Durasi penyampaian khutbah sebaiknya tidak lebih lama dari durasi shalat Jumat.
-Mengeraskan suara ketika berkhutbah.
-Menyudahi khutbah dengan berdoa memohon ampun kepada Allah.
Konsekuensi dari tidak melaksanakan syarat dan rukun khutbah Jumat adalah tidak sahnya shalat Jumat. Dalam hadis yang diriwayatkan oleh Jabir bin Samurah radliyallahu 'anhu, Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam berkhutbah dengan dua khutbah, beliau duduk di antara keduanya, dan kembali berkhutbah sambil berdiri.
Berdasarkan hadis ini, ulama sepakat bahwa khutbah Jumat adalah salah satu syarat sah shalat Jumat.
Oleh sebab itu, khatib yang tidak melaksanakan salah satu syarat atau rukun khutbah, seperti ia berhadats di tengah khutbah, lupa atau tertinggal membaca salah satu rukun khutbah, maka khutbahnya tidak sah dan wajib diulangi.
Demikian pula shalat Jumat yang terlanjur dilaksanakan, juga wajib diulangi, baik bagi khatib sendiri maupun jamaah. Alasannya, karena shalat Jumat tidak didahului oleh khutbah yang sah.