JAKARTA, iNews.id - Kisah Khalid bin Walid, sahabat Nabi SAW yang dijuluki pedang Allah (Saifullah) bisa dijadikan teladan bagi kaum Muslim.
Keberanian dan ketangkasan Khalid bin Walid sudah dikenal luas. Khalid bin Walid memiliki nama lengkap Abu Sulaiman Khalid bin Walid bin Walid. Lahir pada tahun 585 M dan wafat pada tahun 642 M.
Khalid bin Walid merupakan keturunan bangsawan dari Bani Makhzumi. Ibunya bernama Lubabah binti Al-Harits dan ayahnya, Walid.
Sebelum masuk Islam, Khalid bin Walid merupakan salah satu tokoh kaum Quraiys yang sangat membenci dan memusuhi Islam. Beberapa kali Khalid bin Walid juga memimpin perang melawan kaum Muslimin. Namun, diam-diam Khalid bin Walid mengagumi kepribadian dan akhlak Nabi Muhammad SAW.
Hidayah Allah pun datang dan mengantarkannya masuk Islam setelah ditanda-tanganinya perjanjian Hudaibiyah.
Sebelum perjanjian ini, Khalid bin Walid pernah memimpin misi balas dendam kekalahan perang Badar tahun 2 Hijriyah. Perang balas dendam pimpinan Khalid bin Walid terjadi di bukit Uhud.
Perang Uhud pada mulanya hampir dimenangkan oleh kaum Muslim, akan tetapi terjadi godaan pada kaum Muslim yang dipenuhi para Muallaf. Mereka silau dengan harta yang ditinggalkan oleh orang Musyrik, para pemanah yang bertugas di bukit tergoda untuk menjarah ghanimah itu. Khalid datang dengan pasukan berkuda dan membuyarkan pasukan Muslim.
Pada perang ini, Kaum Muslim mengalami kekalahan atas kecerdasan strategi perang Khalid bin Walid. Kemudian datanglah perjanjian damai Hudaibiyah yang membolehkan kaum Muslim untuk haji dalam suasana kondusif.
Pada masa tenang gencatan senjata tersebut, Khalid melakukan kontemplasi dan merenung tentang kebenaran Al-Qur’an dan ajaran Muhammad SAW.
Ketertarikan Khalid bermula pada sikap dan akhlak Rasulullah SAW yang tidak mengejar keterkenalan duniawi. Muhammad SAW dalam pengamatan Khalid menjadi tokoh sentral dengan penuh kebijaksanaan dan akhlak mulia. Khalid menjadi yakin bahwa memang Muhammad SAW diutus untuk memenuhi tugas Ilahiyah, bukan untuk kekayaan pribadi.
Pada Bulan Safar 8 Hijriah, dengan hati mantap, Khalid bin Walid, Utsman bin Thalhah, dan Amr bin Ash menghadap Nabi SAW di Madinah.
Khalid memberikan salam kepada Nabi dan mengucap syahadat. Nabi Muhammad SAW sangat berbahagia karena Islam mempunyai pejuang sekelas Khalid bin Walid.
Beberapa bulan setelah Khalid ikrar masuk Islam, beberapa sahabat senior meninggal. Mereka yaitu Zaid bin Haritsah, Ja’far bin Abi Thalib, dan Abdullah bin Rawwahah.