Mitos Malam 1 Suro yang Populer di Masyarakat 

Komaruddin Bagja
Mitos Malam 1 Suro

Ritual jamasan pusaka atau pemandian pusaka juga dilakukan pada malam ini, di mana senjata dan benda-benda bersejarah lainnya dibersihkan dan didoakan. 

Prosesi ini dimaksudkan untuk menyucikan benda-benda tersebut dan memperbaharui energi spiritual yang terkandung di dalamnya​.

Selain itu, tradisi seperti mubeng beteng atau mengelilingi benteng keraton tanpa alas kaki juga dilakukan sebagai bentuk pengendalian diri dan permohonan keselamatan kepada Tuhan. Ritual ini melibatkan para abdi dalem dan masyarakat umum yang mengikuti prosesi dengan khidmat, berdoa selama perjalanan​.

Buku "Mistik Kejawen" karya Kuntowijoyo memberikan wawasan mendalam tentang bagaimana tradisi malam 1 Suro menjadi bagian integral dari kehidupan spiritual masyarakat Jawa, sekaligus menunjukkan bagaimana kepercayaan ini dipertahankan dan dipraktikkan hingga kini.

Mitos Malam 1 Suro yang Populer 

  1. Larangan Keluar Rumah: Dipercaya bahwa pada malam 1 Suro, para arwah gentayangan dan roh jahat berkeliaran bebas. Oleh karena itu, keluar rumah di malam ini dianggap berbahaya dan dapat mendatangkan kesialan.
  2. Memandikan Pusaka: Pusaka, seperti keris atau benda pusaka lainnya, dipercaya memiliki kekuatan magis. Pada malam 1 Suro, banyak orang yang melakukan ritual memandikan pusaka untuk membersihkannya dan meningkatkan kekuatannya.
  3. Ritual Ruwatan: Ritual ruwatan dilakukan untuk membuang sial dan tolak bala. Biasanya, ritual ini dilakukan dengan memandikan diri di sumber air alami atau dengan melakukan doa-doa khusus.
  4. Larangan Memotong Kuku dan Rambut: Memotong kuku dan rambut pada malam 1 Suro dipercaya dapat mendatangkan kesialan.
  5. Menyiapkan Sesaji: Sesaji berupa makanan, minuman, dan bunga biasanya disiapkan untuk menghormati leluhur dan makhluk halus.

Fakta di Balik Mitos:

Meskipun mitos-mitos tersebut telah beredar turun-temurun, tidak ada bukti ilmiah yang mendukungnya. 
Malam 1 Suro hanyalah pergantian tahun dalam penanggalan Jawa, sama seperti pergantian tahun dalam kalender Masehi.
Tradisi dan ritual yang dilakukan pada malam 1 Suro lebih banyak berkaitan dengan nilai-nilai budaya dan spiritualitas masyarakat Jawa. Tradisi ini menjadi sarana untuk memperkuat rasa kebersamaan, gotong royong, dan pelestarian budaya.

Pentingnya Menjaga Keterbukaan dan Toleransi:

  • Mitos dan tradisi malam 1 Suro merupakan bagian dari kekayaan budaya bangsa. 
  • Penting untuk menjaga dan melestarikannya dengan cara yang positif. Perlu diingat bahwa mitos hanyalah cerita rakyat yang tidak perlu ditelan mentah-mentah.
  • Kita harus selalu terbuka terhadap informasi dan pengetahuan baru, serta bersikap toleran terhadap berbagai kepercayaan yang ada di masyarakat.

Malam 1 Suro adalah momen yang tepat untuk merefleksikan diri dan merenungkan makna hidup. Kita dapat mengambil nilai-nilai positif dari tradisi dan ritual yang ada, seperti memperkuat rasa kebersamaan dan gotong royong.

Editor : Komaruddin Bagja
Artikel Terkait
Nasional
5 bulan lalu

Kebo Bule Kyai Slamet Iringi Kirab Pusaka Malam 1 Suro di Solo

Muslim
1 tahun lalu

Arti Malam Satu Suro bagi Umat Islam, Momen Mendekatkan Diri Kepada Allah 

Nasional
1 tahun lalu

Sejarah Malam 1 Suro Tahun Baru Jawa dan Tradisi yang Dilakukan Masyarakat

Muslim
2 tahun lalu

Dzikir Malam 1 Suro, Apakah Ada Dalilnya?

Berita Terkini
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
Network Updates
News updates from 99+ regions
Personalize Your News
Get your customized local news
Login to enjoy more features and let the fun begin.
Kanal