Pahala Puasa Arafah dan Tarwiyah: Sunnah Mulia di 10 Hari Pertama Dzulhijjah dengan Dalil Lengkap

Komaruddin Bagja
Pahala puasa Arafah dan Tarwiyah (Foto: Istimewa)

JAKARTA, iNews.id -  Pahala puasa Arafah dan Tarwiyah memiliki keistimewaan luar biasa bagi umat Islam yang menjalankannya. Salah satu amalan utama di awal Dzulhijjah adalah puasa Arafah, yang dilaksanakan pada tanggal 9 Dzulhijjah. Puasa ini memiliki keutamaan yang semestinya tidak ditinggalkan seorang muslim pun, terutama bagi kaum muslimin yang tidak melaksanakan ibadah haji. 

Puasa Tarwiyah dilakukan sehari sebelumnya, pada tanggal 8 Dzulhijjah. Kedua puasa ini sangat dianjurkan dan memiliki banyak keutamaan yang dijelaskan dalam hadis shahih.

Keutamaan Pahala Puasa Arafah dan Tarwiyah

Puasa Arafah Menghapus Dosa Setahun Sebelumnya dan Setahun Berikutnya

Dari Abu Qotadah, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

صِيَامُ يَوْمِ عَرَفَةَ أَحْتَسِبُ عَلَى اللَّهِ أَنْ يُكَفِّرَ السَّنَةَ الَّتِى قَبْلَهُ وَالسَّنَةَ الَّتِى بَعْدَهُ وَصِيَامُ يَوْمِ عَاشُورَاءَ أَحْتَسِبُ عَلَى اللَّهِ أَنْ يُكَفِّرَ السَّنَةَ الَّتِى قَبْلَهُ

"Puasa Arafah (9 Dzulhijjah) dapat menghapuskan dosa setahun yang lalu dan setahun akan datang. Puasa Asyuro (10 Muharram) akan menghapuskan dosa setahun yang lalu."

Disunnahkan Bagi yang Tidak Berhaji

Imam Nawawi dalam Al Majmu’ menjelaskan bahwa menurut Imam Syafi’i dan ulama Syafi’iyah, puasa Arafah disunnahkan bagi yang tidak berwukuf di Arafah (tidak berhaji). Sedangkan bagi orang yang sedang berhaji dan berada di Arafah, disunnahkan untuk tidak berpuasa karena adanya hadis dari Ummul Fadhl.

Puasa Tarwiyah dan Arafah Disepakati Para Ulama

Ibnu Muflih dalam Al Furu’ menyatakan, “Disunnahkan melaksanakan puasa pada 10 hari pertama Dzulhijjah, lebih-lebih lagi puasa pada hari kesembilan, yaitu hari Arafah.”

Puasa Tarwiyah Menghapus Dosa Setahun Sebelumnya

Puasa Tarwiyah juga memiliki keutamaan menghapus dosa setahun yang lalu.

Doa Mustajab pada Hari Arafah

Rasulullah SAW bersabda:


"خَيْرُ الدُّعَاءِ دُعَاءُ يَوْمِ عَرَفَةَ، وَخَيْرُ مَا قُلْتُ أَنَا وَالنَّبِيُّونَ مِنْ قَبْلِي: لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ، لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ."

Artinya: "Sebaik-baik doa adalah doa pada hari Arafah. Dan sebaik-baik yang kuucapkan, begitu pula diucapkan oleh para nabi sebelumku adalah ucapan, 'La ilaha illallah wahdahu laa syarikalah, lahul mulku walahul hamdu wahuwa 'alaa kulli syai-in qadiir'."

Dibebaskan dari Api Neraka pada Hari Arafah


"مَا مِنْ يَوْمٍ أَعْظَمَ عِنْدَ اللَّهِ عَزَّ وَجَلَّ مِنْ يَوْمِ عَرَفَةَ، وَمَا مِنْ نَفْسٍ يُعْتِقُهَا اللَّهُ مِنَ النَّارِ إِلَّا نَفْسٌ عَرَفَتْ يَوْمَ عَرَفَةَ."
Artinya: "Tidak ada hari yang Allah membebaskan hamba-hamba dari api neraka lebih banyak daripada pada hari Arafah."

Pahala Kesabaran Nabi Ayub dan Nabi Isa

Puasa Tarwiyah diberi pahala seperti kesabaran Nabi Ayub, dan puasa Arafah seperti pahala Nabi Isa Alaihissalam.

Penjelasan Mengenai Puasa Arafah bagi Orang yang Berhaji

Dari Ummul Fadhl binti Al Harits, bahwa orang-orang berbantahan tentang puasa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam pada hari Arafah:


عَنْ أُمِّ الْفَضْلِ بِنْتِ الْحَارِثِ أَنَّ نَاسًا تَمَارَوْا عِنْدَهَا يَوْمَ عَرَفَةَ فِي صَوْمِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ بَعْضُهُمْ هُوَ صَائِمٌ وَقَالَ بَعْضُهُمْ لَيْسَ بِصَائِمٍ فَأَرْسَلَتْ إِلَيْهِ بِقَدَحِ لَبَنٍ وَهُوَ وَاقِفٌ عَلَى بَعِيرِهِ فَشَرِبَهُ

"Orang-orang berbantahan di dekatnya pada hari Arafah tentang puasa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Sebagian mereka mengatakan, ‘Beliau berpuasa.’ Sebagian lainnya mengatakan, ‘Beliau tidak berpuasa.’ Maka Ummul Fadhl mengirimkan semangkok susu kepada beliau, ketika beliau sedang berhenti di atas unta beliau, maka beliau meminumnya."

Demikian pula dari Maimunah radhiyallahu ‘anha:


عَنْ مَيْمُونَةَ – رضى الله عنها – أَنَّ النَّاسَ شَكُّوا فِى صِيَامِ النَّبِىِّ – صلى الله عليه وسلم – يَوْمَ عَرَفَةَ ، فَأَرْسَلَتْ إِلَيْهِ بِحِلاَبٍ وَهْوَ وَاقِفٌ فِى الْمَوْقِفِ ، فَشَرِبَ مِنْهُ ، وَالنَّاسُ يَنْظُرُونَ

"Orang-orang saling berdebat apakah Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam berpuasa pada hari Arafah. Lalu Maimunah mengirimkan pada beliau satu wadah (berisi susu) dan beliau dalam keadaan berdiri (wukuf), lantas beliau minum dan orang-orang pun menyaksikannya."

Perbedaan Pendapat tentang Pengampunan Dosa Puasa Arafah

Para ulama berbeda pendapat mengenai pengampunan dosa dari puasa Arafah. Ada yang mengatakan yang diampuni adalah dosa kecil. Imam Nawawi rahimahullah berkata,

"Jika bukan dosa kecil yang diampuni, moga dosa besar yang diperingan. Jika tidak, moga ditinggikan derajat."

Sedangkan Ibnu Taimiyah rahimahullah berpendapat bahwa bukan hanya dosa kecil yang diampuni, tetapi dosa besar pun bisa terampuni karena hadits tersebut bersifat umum.

Editor : Komaruddin Bagja
Artikel Terkait
Muslim
5 bulan lalu

Khutbah Jumat Singkat Akhir Dzulhijjah 2025, Lengkap Doa Penutup

Muslim
5 bulan lalu

Teks Khutbah Jumat Bulan Dzulhijjah Singkat Edisi 13 Juni 2025: 3 Pesan Rasulullah

Nasional
5 bulan lalu

Wisatawan Libur Iduladha di Bandung Barat Capai 61.488, Okupansi Hotel Masih Rendah

Nasional
5 bulan lalu

7 Fakta Heboh Nama Warga Tertulis dalam Paru Sapi Kurban di Tangerang Selatan

Berita Terkini
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
Network Updates
News updates from 99+ regions
Personalize Your News
Get your customized local news
Login to enjoy more features and let the fun begin.
Kanal