Mengenal Rukyatul Hilal, Metode dalam Menentukan Awal Puasa Ramadhan

Kastolani Marzuki
Sejumlah perukyat mengamati hilal menggunakan teleskop di bukit Syekh Bela-belu, Kabupaten Bantul, Istimewa Daerah Yogyakarta (DIY). (Foto: Antara)

JAKARTA, iNews.id - Kementerian Agama (Kemenag) dan sejumlah instansi terkait seperti BMKG, Lapan dan beberapa Ormas Islam termasuk Nahdlatul Ulama hari ini, Senin (12/4/2021) akan melakukan obeservasi atau rukyatul hilal di 34 provinsi. Rukyatul hilal ini untuk melihat bulan baru tanda masuknya awal puasa Ramadhan 1442 Hijriah/2021.

Rukyatul hilal merupakan metode dalam penentuan bulan qamariah. Rukyatul hilal adalah usaha melihat atau mengamati hilal di tempat terbuka dengan mata kepala atau dengan peralatan pada sesaat Matahari terbenam menjelang bulan baru qamariah.

Memang Alquran tidak menjelaskan secara eksplisit mengenai bagaimana penentuan awal Ramadhan, Syawal dan Haji, hanya saja ada beberapa ayat Al-Quran yang memberikan isyaratnya.

Kepala Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan) Prof Thomas Djamaluddin memberikan penjelasan astronomi mengenai ayat-ayat yang memberikan isyarat  tetang operasional penentuan awal Ramadhan.

Dalam Alquran, Allah SWT berfirman:

  شَهْرُ رَمَضَانَ الَّذِي أُنْزِلَ فِيهِ الْقُرْآنُ هُدًى لِلنَّاسِ وَبَيِّنَاتٍ مِنَ الْهُدَى وَالْفُرْقَانِ فَمَنْ شَهِدَ مِنْكُمُ الشَّهْرَ فَلْيَصُمْهُ

“Karena itu, barangsiapa di antara kamu menyaksikan (datangnya) bulan (Ramadhan) itu maka berpuasalah” (QS 2:185)

Dalam Alquran tidak disebutkan jelas kapan datangnya bulan baru. Namun, ada beberapa ayat Alquran yang memberikan isyarat tata cara penentuana wal bulan baru.

إِنَّ عِدَّةَ الشُّهُورِ عِنْدَ اللَّهِ اثْنَا عَشَرَ شَهْرًا فِي كِتَابِ اللَّهِ يَوْمَ خَلَقَ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ مِنْهَا أَرْبَعَةٌ حُرُمٌ

“Sesungguhnya bilangan bulan pada sisi Allah adalah dua belas bulan, dalam ketetapan Allah ketika Dia menciptakan langit dan bumi, di antaranya empat bulan haram” (QS 9:36).

Bilangan tahun diketahui melalui keberulangan tempat kedudukan bulan di orbitnya (manzilah-manzilah), yaitu 12 kali siklus fase bulan. Keteraturan keberulangan manzilah-manzilah itu yang digunakan untuk perhitungan tahun, setelah 12 kali berulang. Dengan demikian, Muslim pun bisa menghitungnya. Allah SWT berfirman:

هُوَ الَّذِي جَعَلَ الشَّمْسَ ضِيَاءً وَالْقَمَرَ نُورًا وَقَدَّرَهُ مَنَازِلَ لِتَعْلَمُوا عَدَدَ السِّنِينَ وَالْحِسَابَ

“Dia-lah yang menjadikan matahari bersinar dan bulan bercahaya dan ditetapkan-Nya manzilah-manzilah (tempat-tempat kedudukan bulan), supaya kamu mengetahui bilangan tahun dan perhitungan (waktu.” (QS. 10:5).

Editor : Kastolani Marzuki
Artikel Terkait
Nasional
9 bulan lalu

Idul Fitri 2025, Menag: Alhamdulillah 1 Ramadhan Sama, Lebarannya Juga Sama

Megapolitan
9 bulan lalu

Lebaran 2025, PWNU Jakarta Tak Lihat Hilal karena Langit Berawan

Nasional
9 bulan lalu

Idul Fitri 2025, PBNU: Hilal Masih di Bawah Ufuk, Mustahil Terlihat

Nasional
9 bulan lalu

Sidang Isbat Lebaran 2025 Jam Berapa? Simak Penentuan Idul Fitri 1 Syawal 1446 H

Berita Terkini
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
Network Updates
News updates from 99+ regions
Personalize Your News
Get your customized local news
Login to enjoy more features and let the fun begin.
Kanal